Posts Tagged ‘Yoona’
I’m With You part 3
Posted September 19, 2011
on:- In: PG-18 | Romance | Yuri
- 29 Comments
Hallo uri reader-deul *bow* udah lama banget nih gue kaga update ckckck ff ini apalagi jadi ngebangke #plak karena rasa malas sedang sangat melekat di tubuhku #eaaaaaa sesuai dengan janjiku, saya lahirkan ini ff
HAPPY READING
Yoona POV
Krystal menghubungi, tumben sekali anak ini menghubungiku biasanya tidak pernah.
Y : Yoboseoyo!
K : Langsung saja ya! Bisa kita bertemu sekarang?
Y : Tentu saja bisa.
K : Kalau begitu aku tunggu kau di resto Soshi jam 3 sore.
Y : Baiklah. Sampai ketemu nanti.
Tut Tut Tut
Krystal sudah menutup teleponnya.
Krystal ingin bertemu denganku? Ada apakah gerangan? Haissh kenapa aku menjadi gugup seperti ini? Ya, jujur saja aku memang menyukai Krystal semenjak Yuri dan aku putus. Setelah aku putus dengan Yuri, aku belum menemukan orang yang tepat untuk mengisi kekosongan hatiku ini. Tapi setelah aku bertemu Krystal, semuanya telah berubah. Aku mulai merasakan apa yang kurasakan dulu saat dengan Yuri. Meskipun Krystal itu seperti kakaknya (sifatnya), itulah yang membuatku tertarik dengannya. Sifatnya yang sangat teramat dingin dan terkadang terlampau angkuh tapi entah kenapa aku semakin menyukainya. Meskipun aku tak suka dengan kakaknya karena dia telah merebut Yuri dariku tapi sekarang aku sudah biasa saja karena kisahku dengan Yuri itu sudah sangat lama sekali.
Aku belum punya keberanian untuk menyatakan perasaan ini pada Krystal, aku lebih suka menyimpannya dalam hati. Mungkin suatu saat nanti aku akan punya keberanian untuk menyatakan perasaan ini.
Astaga ini sudah hampir jam 4 tapi aku belum bersiap juga, ini adalah saat yang paling aku nantikan tapi bisa sampai seteledor ini. Aku ketiduran cukup lama setelah selesai mandi. Aku langsung memakai pakaianku dan kuambil kunci mobilku dengan sangat tergesa-gesa lalu menuju mobilku dan melajukan mobilku menuju Soshi café.
Dalam perjalanan aku hanya memandangi foto Krystal yang kuambil diam-diam di handphone-ku.
Setelah sampai aku langsung melihat sosok yang sangat ingin kutemui, dia sedang duduk seraya melihat jam tangannya. ‘Sepertinya dia sudah sangat menungguku’, batinku. Yang kutahu, dia sangat benci menunggu. Aigoo dia pasti akan sangat marah sekali. Sudah hampir satu jam dia menungguku.
Aku langsung saja menghampirinya.
“Annyeong!!” seruku dan langsung di sambut oleh ice-glared nya. Keluarga Jung memang sangat terkenal dengan ice glarednya.
“KAU TAHU BERAPA LAMA AKU MENUNGGU??!! HAAAHH!!” bentak Krystal, saat itu juga seluruh pengunjung café memelototi Krystal.
“Ah… Arraso. Mian… Biasa Jombang macet” jawabku asal.
“Kita di KOREA!!”
“Ah.. Oh iya.. ada apa? Kenapa kau memintaku datang?” tanyaku mengalihkan perhatiannya.
“Hmm.. Aku butuh bantuanmu” singkatnya.
“Eh? Seorang Jung Krystal meminta bantuanku. Ini aneh. Bagaima—“
“Ini untukmu” potongnya seraya melempar bungkusan coklat ke meja.
“Apa ini?” tanyaku seraya mengambil amplop itu dan segera membukannya.
“Hwoaaahhh!! Ini tidak sedikit Baby Jung. Wow.. apa yang bisa kubantu?” seruku.
“Kuanggap itu setara dengan tugasmu. Dan aku tidak akan pernah sungkan untuk menambahnya jika semua berjalan dengan lancar” serunya.
“Tak ada yang pernah kecewa denganku” seruku.
“Ini yang harus kau lakukan” jelasnya seraya memberikan foto Yuri, Kwon Yuri?
“Apa yang harus kulakukan terhadapnya?” bingungku tak percaya.
“Kau harus menggodanya dan kalau bisa rebut kembali dia dari kakakku. Aku tahu kau masih belum rela kakakku merebutnya”
“Tapi aku sekarang sudah tak ada perasaan lagi terhadapnya”
“Aku tak mau tahu!! Pokoknya kau harus bisa memisahkan Yuri dari kakakku, aku tak suka!!”
“Baiklah jika itu yang kau inginkan” pasrahku. “Melakukan ini semua ini hanya demi kau” gumamku pelan.
“Eh? Apa yang kau katakan tadi?”
“Anniya.. tidak penting” sergahku.
“Yasudah aku sekarang pergi dulu. Lakukanlah tugas ini dengan baik!!” katanya lalu pergi dari hadapanku.
Aku hanya menundukkan kepalaku dan tersenyum padanya.
Aku masih di café ini, lumayan masih ada makanan di sini. Lagian aku sedang lapar.
Setelah sampai rumah, aku langsung masuk ke dalam kamar dan merebahkan diri di ranjang.
Aku sangat kecewa ternyata tujuan Krystal menemuiku itu ada maksud tertentu. Kalau bukan kau yang memintaku Jung Krystal, aku tak akan mau melakukan ini semua. Mianhae~ Sica-ah.
Ini adalah saat yang sudah Krystal tentukan untukku melakukan tugas ini. Aku mengetuk pintu rumah Yuri.
Knock Knock
Tak lama kemudian Yuri membukakan pintu.
“Yoona” kagetnya.
“Kwon Yuri, sudah lama sekali kita tak bertemu yah. Aku sangat rindu padamu” seruku seraya memeluknya.
Yuri membalas pelukanku.
“Mianhae~” ujarnya.
“Aku masih mencintaimu Yuri-ah”
“Sekali lagi aku minta maaf Yoona karena dulu aku meninggalkanmu begitu saja. Tapi aku sangat mencintainya, aku tak bisa meninggalkannya” jelasnya.
Tanpa pikir panjang lagi, aku langsung mencium bibirnya. Dia hanya diam tak merespon ciumanku.
Tak lama kemudian Yuri melepaskan ciumanku. Lalu aku berbalik dan melihat Jessica yang sudah berlinang air mata.
“S-Sica..? Tunggu, Sica… Aku bisa menjelaskannya. Tunggu, jangan salah paham..” seru Yuri.
“Honey~ dia siapa?” tanyaku berpura-pura tak tahu Jessica masih merangkul tangan Yuri, padahal aku sangat tahu siapa itu Jessica.
Jessica berlari sambil menangis, mungkin hatinya benar-benar hancur. Yuri mencoba mengejarnya tapi aku menahan tangannya.
“Lepaskan tanganku!” bentaknya.
“Yul~ biarkan dia. Ayo masuk” seruku menarik Yuri masuk ke dalam rumah.
“IM YOONA!! AKU BILANG LEPASKAN TANGANKU!!” bentak Yuri.
Aku takut ketika Yuri marah seperti ini, tapi aku tetap menggenggam erat tangannya. Dengan kasar Yuri melepaskan tangannya dari genggamanku.
“SICA, TUNGGU!! AKU BISA JELASKAN!!” teriak Yuri tapi tak di gubris oleh Jessica.
~
Yuri POV
Aku berlari semakin cepat dan akhirnya aku bisa meraih tangannya. Jessica masih menangis dan itu membuatku sangat terluka karena ini semua karenaku.
“Sica.. Aku bisa jelaskan.. Yoona bu-“
SLAP
“Geurae.. Jika begitu kau bisa memaafkanku, maka tam-“
SLAP
Jessica kembali menamparku.
“Iya.. kau boleh menam-“
SLAP
“Tapi kau harus ta-“
SLAP
“Awww” ringisku.
SLAP
“Sampai kapan kau mau menam-“
SLAP
“Ya!!”
Jessica mencoba menamparku lagi tapi kali ini aku berhasil menahan tangannya. Dia mencoba sekuat tenaga untuk melepas genggamanku tapi entah kenapa aku menjadi sangat kuat. Aku menariknya ke dalam pelukan.
“Mianhae~” seruku sambil menahan rasa sakit di pipiku akibat tamparannya. Kini pipiku dengan jelas terpampang membentuk telapak tangan Jessica.
“BABO!! Aku tak akan memaafkanmu” seru Jessica menangis dalam pelukanku.
“Iya.. Iya.. Arraso..” balasku seraya membelai rambutnya.
Jessica memukul lemah dadaku. Aku semakin mempererat dekapanku terhadapnya.
“Biarkan aku menjelaskan semuanya dulu” ujarku lembut. Dia sudah berhenti memukul dadaku, sepertinya dia sudah mulai tenang. Aku pun melepaskan pelukan.
“Tolong dengarkan aku dulu, Sica! Yeoja yang tadi itu bukanlan siapa-siapaku” dia masih belum menatapku. “Tataplah mataku!!” pintaku. Dia mulai melihat pada mataku.”Apa aku terlihat seperti berbohong?” dia masih terdiam. “Yoona memang pernah menjadi orang special di hatiku..” Sica mulai membulatkan matanya. “Tapi itu dulu sebelum aku bertemu denganmu” lanjutku.
“Lalu kenapa kalian berciuman tadi?” tanya dengan nada di tinggikan.
“Aku juga tidak tahu kenapa dia tiba-tiba saja menciumku”
“Lalu kenapa kau tak langsung menolaknya?”
“Aku cukup shock dengan apa yang dia lakukan tadi, itu membuatku terdiam”
“….”
“Kau masih belum percaya?”
“….”
“Sekarang mau mu apa?”
“…”
“Jebal, Sica-ah. Tolong jawab aku!!”
“…”
Jessica masih tak menggubris perkataanku. Tanpa pikir panjang lagi, membalikkan wajahnya dengan kedua tanganku dan langsung menciumnya dengan lembut. Sica mencoba melepaskan tapi aku terus menahannya dan terus menciumnya. Jessica yang sudah tak kuat meronta lagi, akhirnya dia diam tak merespon ciumanku. Aku semakin memperdalam ciumanku dan akhirnya dia membalas ciumanku. Sepertinya dia sudah memaafkanku. Aku terus menciumnya dan semakin lama ciuman kami menjadi sangat liar hingga kami kehabisan nafas. Aku pun melepaskan ciuman.
“Ini artinya?” tanyaku polos.
“Apa?” tanya di iringin dengan ice-glared nya.
“Kau sudah memaafkanku kan~” seruku sambil mencolek dagunya.
“Siapa bilang? Aku belum memaafkanmu, BABO!!” serunya lalu memalingkan wajahnya.
“Sudahlah JESSICA JUNG, kau tak perlu berpura-pura lagi. Aktingmu itu sangat buruk kau tahu!!” aku pun menariknya dalam pelukan. Kuelus rambutnya dengan sangat lembut.
“Kau tak boleh mengulangi yang seperti ini, KWON YURI!!” pintanya dalam dekapanku.
“Ne~ my princess. I’m with you always forever together” balasku lalu mengecup ujung kepalanya.
Yoona POV
Yuri meninggalkanku sendiri di sini. Ini memang salah, maafkan aku Jessica Yuri. Sebaiknya aku menemui Krystal.
Kuambil iphone-ku lalu menghubunginya.
“Aku ingin bertemu denganmu sekarang juga!!” “Baiklah aku akan ke sana sekarang” setelah selesai menghubunginya, aku langsung menuju mobilku dan melajukan mobil ke tempat yang di inginkan Krystal, Han River.
Aku juga tak tahu kenapa dia ingin aku menemuinya di sana.
~
Setelah sampai, aku langsung mencari sosok yang kucari. Dia sedang duduk di kursi di bawah pohon yang menghadap tepat Han River.
“Apa kau sudah menungguku lama?” tanyaku memecahkan lamunannya, sepertinya.
“Eh? Tidak kok. Aku baru saja sampai” jawabnya lembut? Kenapa dia menjadi lembut seperti ini, tak biasanya sekali.
Aku pun duduk di sebelahnya.
“Ada apa kau menyuruhku bertemu denganmu?” tanyanya.
“Hmm.. Seperti aku tidak bisa melanjutkan tugasku, mianhae~” seruku seraya mengembalikan amplop coklat berisi uang darinya. Dia tak menggubris perkataanku.
“Di sini sangat sejuk” serunya.
“Eh?” heranku.
“Udaranya segar sekali” serunya berdiri lalu merentangkan kedua tangannya. Aku masih bingung dengan perubahan sikapnya ini. Krystal kembali duduk.
“Soal tugas yang kuberikan, lupakan saja!!” ujarnya lalu menyandarkan kepalanya di bahuku dan memejamkan matanya.
“Eh?” kurasakan jantungku berdetak lebih cepat dan wajahku sepertinya sudah seperti tomat yang mematang.
“Kenapa kau berubah menjadi baik seperti ini? Membuatku bingung saja” seruku. Krystal tidak menggubris perkataanku.
“Tapi aku senang kau menjadi baik seperti hehehehe” lanjutku.
Krystal bangkit lalu menatap lurus ke sungai.
“Aku sudah sadar. Aku tidak akan mengganggu hubungan Sica unnie dengan Yuri. Itu semua karenamu”
“Eh? Kenapa karena aku?”
“Aku sudah tahu semuanya, Im Yoona”
“Tentang apa?” polosku.
“Aku sudah tahu tentang semua perasaanmu terhadapku selama ini”
“Mwo? Eh? Bagaimana kau tahu?” kagetku tak percaya dengan apa yang di katakan Krystal.
“Tak penting aku tahu darimana tentang ini”
“…”
“Kau telah membuatku sadar tentang arti cinta yang sesungguhnya”
“Eh? Apa maksudmu? Aku masih tak mengerti” tanyaku masih tak mengerti apa yang dia katakan sedari tadi.
“Sudahlah tak usah di bahas lagi. Aku punya tugas baru untukmu” ujarnya.
“Apa lagi? Aku tak mau kalau harus menganggu hubungan orang lain lagi” tegasku.
“Tenang saja, aku tak akan memberikan tugas seperti itu lagi” jelasnya.
“Sowoneul malhaebwa”
“Aku ingin kau menyatakan perasaanmu padaku dengan sepenuh hatimu”
“Mwo?”
“Wae? Tidak mau?”
“Hmm.. bukannya aku tidak mau, tapi…”
“Tidak ada tapi-tapian, aku ingin kau melakukannya sekarang!!”
“Baiklah Baby Jung” pasrahku.
Kulihat dia hanya tersenyum melihatku yang menjadi salah tingkah.
“Eheeem.. Aku Im Yoona menyatakan dengan ini bahwa aku sangat teramat menyukai, mencintai, menyayangi Krystal Jung”
“Hanya seperti itu?”
“Maukah kau menjadi kekasihku? Menjadi pengisi kekosongan hatiku? Menjadi seseorang yang ada di sampingku dalam suka maupun duka? Menjadi satu-satunya yeoja yang aku cintai? Menja-“
“I do” potongnya.
“Jinjja?”
“Of course”
“I promise, I will always love you forever. I’m with you forever together”
“Aku tak menyangka kau sangat pintar menggombal Yoona-ah”
“Aku tidak menggombal, tau!! Aku mengatakan yang sesungguhnya”
Krystal langsung mengecup bibirku lalu tersenyum manis. Aku masih terdiam tak bisa berkata apa-apa seraya memegang bibirku yang baru saja di kecup yeoja yang selama ini ku kagumi, kucintai, kusayangi. Krystal memelukku dengan sangat manja.
END
Akhirnya bisa bayar hutang ff ini juga akakaka dengan sangat berat hati #eaaaa sangat mengakhiri ff ini ckckck saya sudah tidak sanggup melanjutkan ff ini karena ini adalah ff yulsic chapter pertama yang ada di blog saya, saya masih tak rela yulsic bersatu akakakaka jadi aja masih menyempilkan yoonyulnya meskipun ini akhirnya menjadi yulsic yoonstal huahahahaha gue suka banget ih sama endingnya It’s so romantic, right? Of course! Kekekeke~
Cukup sudah cuap-cuap dari saya, buat yulsic shipper tenang aja ya gue pasti (mungkin) akan membuat drabble atau ff yulsic kok tapi gatau kapan deh hahahaha
Wasalam chu~
RCL
Protected: I’m Sorry Goodbye
Posted August 6, 2011
on:- In: Friendship | Oneshot | PG-18 | Romance | Yuri
- Enter your password to view comments.
We’ll be Together part 11
Posted July 18, 2011
on:- In: Friendship | PG-18 | Romance | Yuri
- 32 Comments
Author POV
Yoona sedang menginap di rumah Yuri karena kebetulan orang tua Yuri sedang tak ada di rumah, karena khawatir dengan Yuri yang di tinggal sendiri di rumahnya, Yoona memutuskan untuk menginap di rumah Yuri.
Yoona dan Yuri sedang menonton film Insidious.
“Kata teman-temanku ini film yang sangat bagus sekali” kata Yoona seraya menyalakan film.
“Tapi aku takut, Yoong. Ini filmnya sangat menyeramkan, dari yang kudengar dari teman-teman juga” kata Yuri sedikit takut.
“Tenang saja, Yul. Kan ada aku” bangga Yoona.
Film pun di mulai.
Yoona dan Yuri sangat serius menontonnya. Tak ada suara yang keluar dari mulut mereka. Yuri menyandarkan kepalanya di bahu Yoona. Yoona mengelus rambut Yuri lembut.
Film semakin menyeramkan saat sang hantu keluar.
“Aaaaaaaa” teriak YoonYul bersamaan. Yuri tak mampu melihat ke layar lagi. Dia menutup wajahnya dengan bantal sofa.
“Tenanglah, Yul. Kan ada aku di sini” Yoona mencoba menenangkan kekasihny. Padahal dia sendiri sangat ketakutan.
Pada malam harinya.
“Yoong, apa kau yakin akan melakukan semua ini ?” Tanya Yuri tak yakin pada Yoona.
“Tentu saja, Yul. Aku sangat yakin sekali” tegas Yoona.
”Tapi aku belum yakin untuk melakukan ini semua” khawatir Yoona.
“Ayolah, Yul. Aku sudah tak tahan”
“Tapi…”
“Ayolah, Yul. Antarkan aku ke toilet. Aku sudah tak tahan sekali ingin buang air besar” pinta Yoona sekali lagi dengan gaya aegyo andalannya.
“Dasar kau, Yoong. Padahal tadi kau sosoan berani, tapi sekarang kau sangat penakut sekali”
“Tapi itu kan siang-siang, Yul sayang~. Sekarang sudah hampir tengah malam. Kau tau sendiri kan tadi film-nya sangat menyeramkan sekali”
“Baiklah baiklah. Kajja!! Sebelum aku berubah pikiran”
“Gomawo, sayang~” kata Yoona memeluk Yuri dengan wajah sedikit pucat karena menahan ingin buang air besar.
Yoona dan Yuri pun keluar kamar dengan sangat perlahan. Yoona terus saja melihat sekeliling seraya menggenggam tangan Yuri dengan sangat erat. Yoona terlihat sangat takut sekali karena dia berjalan mengekor kekasihnya itu.
“Ah~ akhirnya sampai juga. Aku sangat takut sekali” gumam Yoona.
“Cepatlah !!”
“Kau jangan tinggalkan aku sendiri ya ?!”
“Chuaeyo. Cepatlah !! bau tau”
“Baiklah sayang~” Chu~ . Yoona mengecup pipi Yuri lalu masuk toilet secepat kilat.
Bruuut brut durudutdutdut
Terdengar suara aneh dari dalam toilet.
“Haissh tak enak sekali suaranya” gerutu Yuri.
10 menit kemudian Yoona akhirnya keluar juga.
“Ha~ lega juga” Yoona keluar dari toilet.
“Puas ?”
“Hehehehehehe”
Mereka pun kembali ke kamar.
Keesokan harinya.
Yoona POV
Kubuka perlahan mataku. Huwaaaa~ nyenyak sekali. Kulihat sekeliling. Ah iya aku lupa, aku kan sedang menginap di rumah Yul. Pantas saja aku tidur sangat nyenyak sekali, karena aku tidur bersama Yul hahahaha, batinku tertawa.
Kulihat Yul sudah tak ada di sampingku lagi. Mungkin dia sedang menyiapkan sarapan.
“Yul~” panggilku sedikit berteriak.
“Ne~” sahutnya.
“Kau dimana sayang ?”
“Aku sedang menyiapkan sarapan. Mandi dulu lah kau, setelah itu sarapan” sarannya.
Aku pun keluar kamar lalu ke toilet untuk mandi.
Setelah selesai mandi, aku menghampiri Yul yang sedang di meja makan.
“Hmmm bau yang sangat sedap sekali. Pasti enak” kataku setelah sampai di meja makan.
“Ayo makanlah” ajaknya.
Kami makan bersama tanpa ada yang mengeluarkan kata sedikit pun.
Taeyeon POV
Entah kenapa akhir-akhir ini aku selalu cemburu dengan kedekatan Tiffany dengan sahabatnya Jessica. Padahal mereka hanya sahabat, tak lebih. Aduh Kim Taeyeon, kau tak boleh berpikir yang tidak-tidak. Kau cukup percaya saja pada Tiffany. Yang ku khawatirkan bukanlah Tiffany, tapi Kulihat Jessica seperti yang menyukai Tiffany lebih dari teman. Jujur saja aku tak mau kehilangan orang yang kucintai setelah Yoona, my first love. Untung saja Tiffan tidak cemburu atau berpikir yang macam-macam saat aku dan Yoona berpelukan. Dia memang pacar yang pengertian sekali. Semakin cinta saja aku dengannya.
Hari ini kebetulan kantor libur, lebih baik aku ajak Tiffany jalan-jalan saja. Sebaiknya ku telepon dia.
*Tut Tut Tut*
Akhirnya di angkat juga.
F : Yoboseoyo..
T : Sedang apa kau ?
F : Anni, sedang diam saja, waeyo ?
T : Ikut aku ke suatu tempat, yuk ?!
F : Kemana ?
T : Ke suatu tempat pokoknya, mau tidak ?
F : So misterius sekali kau, hmm baiklah sayangku~. Jemput jam berapa ?
T : Sebentar lagi. Kau bersiaplah.
Aku pun menutup percakapan di telepon.
Sebaiknya aku juga mempersiapkan diri.
Setelah siap, aku langsung mengambil kunci mobilku karena kalau memakai motor takutnya akan hujan. Karena Korea sedang musim hujan. Aku tak mau merusak kencan kami.
Kulajukan mobilku dengan sangat hati-hati. Dan akhirnya sampai juga di rumah Tiffany.
Knock Knock.
Tak usah menunggu lama karena Tiffany segera membukakan pintu.
“Akhirnya kau datang juga. Kajja!! Aku sudah siap” ajaknya.
Setelah dia pamit pada umma-nya, dia pun menghampiriku yang sudah berada di dalam mobil.
“Memangnya kita akan kemana ?” tanyanya lagi.
“Nanti juga kau akan tau ^^” kataku seraya mengelus rambutnya lembut.
Kulajukan mobilku menuju tempat tujuan.
Sampai juga. Ku buka pintu mobil untuknya.
“Sebenarnya kita akan kemana,Taeng?”
“Just follow me, ok “
Dia hanya mengangguk dan mengikutiku.
“Kita akan akan ke bukit itu” jelasku.
“Untuk apa ? aku tak kuat berjalan, Taenggo”
“Nanti ku gendong kalau kau sudah tak kuat”
Dia pun terus mengikuti ku dari belakang.
Setelah sampai di puncak, aku duduk di batu yang besar.
“Kau tau Fany-ah, ini adalah tempat favoritku bersama orang tua-ku dulu sewaktu kami masih tinggal di Korea. Kami selalu bermain bersama di sini. Kami terlihat sangat bahagia sekali, tak menyangka saja sekarang keluargaku menjadi seperti ini” jelasku sedikit sedih karena terbawa suasana.
“Memangnya kenapa dengan keluargamu ?”
“Mereka sudah bercerai. Umma-ku tinggal di Jepang sedangkan Appa-ku di China. Appa-ku sudah menikah lagi dengan selingkuhannya” tak terasa air mataku keluar.
Kurasakan tangan Tiffany mengusap air mataku.
“Semenjak kejadian itulah aku sudah tak mau mengenal yang namanya namja lagi. Mungkin semua namja itu sama. Hanya bisa menyakiti saja. Makanya aku lebih mencintai yeoja, karena yeoja itu lebih pengertian dan setia. Kau sudah tau kan ceritaku dengan Yoona, dan aku cukup terkejut dengan sikapmu yang tak marah. Itu membuatku semakin mencintaimu saja” jelasku lagi.
Tak terasa air mataku sudah mengalir sangat deras.
“Sudahlah, Taeng. Yang lalu biarkanlah berlalu. Kita buka lembaran yang baru” katanya seraya memelukku.
“Gomawo… gomawo sudah ada di samping ada di sampingku” aku pun semakin mempererat pelukan.
“Di sana ada pantai, Fany-ah. Kita ke sana ya ?!” ajakku.
“Jinjja ? Aku tak menyangka tempat seperti ini ada pantainya juga”
“Memang pantainya sangat kecil, jadi jarang terjamah oleh orang-orang” jelasku menggenggam tangannya.
“Wah~ neomu kyeopta.. Pantainya indah sekali” kagumnya.
“Kita duduk di sini saja,jam segini sangat panas sekali” aku pun mengajaknya duduk di bawah pohon bakau yang cukup untuk berteduh.
“Udaranya sangat segar sekali” katanya sambil menghembuskan nafas dalam-dalam dan membentangkan kedua tangannya.
Aku pun menyandarkan kepala di batang pohon. Memang di sini tempat yang paling cozy untuk menyendiri. Sangat tenang, damai, dan nyaman.
Kulirik Tiffany, ternyata dia masih asyik menikmati suasana pantai. Mataku pun menutup perlahan.
Tiffany POV
Aku tak menyangka ternyata kehidupan Taeng sangat sulit juga, ku kira dia sepertiku. Memiliki keluarga yang harmonis, meskipun aku terkadang jengkel dengan sikap Appa yang selalu mengatur. Taeng memang sangat tegar, itulah yang membuatku semakin mencintainya.
Tak ku sangka dia mengetahui tempat senyaman ini. Aku sangat menikmati suasana pantai seperti ini.
“Ha~” aku menghembuskan nafas dalam-dalam seraya membentangkan kedua tanganku.
Aku masih menikmati suasana ini. Sangat nyaman sekali, batinku. Kulirik kearah Taeng, ah kenapa harus tidur ? haissh menyebalkan sekali. Dia sangat menggemaskan kalau sedang tidur seperti itu. Aku pun mendekati wajahnya dan chu~.aku mengecup bibirnya.
Sepertinya Taeng tak terusik dengan apa yang kulakukan. Aku pun menyandarkan kepalaku di bahunya. Lama-kelamaan aku pun ikut tertidur.
~
Sooyoung POV
Aku berhasil mendapatkan nomor hp Jessica dari Tiffany, karena Tiffany bilang kalau aku ingin tau tentang Jessica lebih baik aku tanyakan saja pada dia sendiri. Ah apa-apaan dia itu, bukannya membantuku. Tapi tak apalahyang penting aku sudah punya nomor hp Jessica. Lebih baik aku menelponnya saja.
Kutekan kontak nama Jessica.
*Tut Tut Tut*
Akhirnya di angkat juga.
J : Nugu ?
S : I..ini aku Sooyoung.
J : Sooyoung siapa ?
S : Masa kau lupa ? aku temannya Tiffany, yang tadi minta kau temani makan.
J : Oh. Ada apa menelpon ?
S : Jutek sekali kau beda sekali dengan muka malaikatmu.
J : Kau menelponku hanya untuk mengajak ribut saja ?
S : Haissh tentu saja tidak Ice Princess. Aku kan ingin mengenal kau lebih jauh lagi hehehehe.
J : Oh iya, kata Fany kau menyukaiku ? apa itu benar ?
S : Mwo ? Haissh dasar Fany bermulut besar.
J : ….
S : Berhubung kau sudah tau, jadi aku tak perlu berbasa basi lagi. Jujur aku menyukai saat pertama kali melihatmu. Maaf jika pertemuan pertama kita membuamu jengkel.
J : Terus ?
S : Mwo ? aku sudah berkata panjang lebar padamu, kau hanya berkata terus saja ? dasar Ice Princess. Tapi itu lah yang aku suka darimu, tak mudah untuk di dekati. Itu yang membuatku makin menyukaimu saja.
J : Jadi mau mu apa sekarang ?
S : Aku hanya ingin kau mengizinkanku untuk bisa lebih dekat denganmu saja, bisa ?
J : Hmm biar ku pikirkan lagi.
S : Baiklah. Aku akan menunggumu sampai kau mau.
J : Gigih juga ternyata kau. Baiklah aku akan mengizinkanmu mendekatiku.
S : Ah jeongmal ?
J : Ne..
S : Gomawo. Yasudah kututup dulu teleponnya, ya ? Annyeong.
Aku pun menutup percakapan kami.
Aku sangat senang sekali. Mungkin ini akan menjadi awal yang baik.
Jessica POV
Sooyoung, hahaha memang anak itu sangat tak kenal menyerah sekali. Padahal aku sudah bersikap sedingin mungkin padanya. Seperti dia menarik juga. Lebih baik aku mulai membuka lembaran baru dengannnya. Mungkin aku dapat melupakan perasaanku untuk Tiffany.
Taeyeon POV
Kubuka mataku perlahan. Ah ternyata tadi aku tertidur, karena cuaca yang cukup mendukung. Kurasakan ada sesuatu di bahuku, ternyata itu Tiffany tertidur di bahuku. Tak terasa ini sudah mulai petang. Aku pun membangunkan Tiffany.
“Fany-ah, bangunlah” kataku seraya mengusap rambutnya yang menutupi wajahnya.
“Hmmm..” dia terus menggumam.
“Bangunlah, sayang~” kataku lagi.
Tiffany mulai membuka matanya dan merentangkan kedua tangannya.
“Ah~ tak terasa sekali ya sudah petang”
“Iya, dan inilah yang ku tunggu-tunggu” kataku penuh semangat.
“Memannya ada apa ?”
“Lihat saja nanti”
Sunset pun terpampang di penglihatan kami.
“Kau lihat itu kan!!” kataku seraya menunjukkan sunset.
“Neomu kyeota..” pujinya.
Aku pun meraih bahunya agar lebih dekat denganku. Kubalikkan badannya agar menghadap denganku. Dia tak menolak sama sekali dengan apa yang kulakukakan. Aku semakin mendekatkan wajahku terhadapnya, hingga wajah kami semakin dekat. Lalu kucium bibirnya lembut. Perlahan dia membalas ciumanku. Kami pun larut dalam suasana. Kami berciuman di bawah sunset.
TBC
Hahahahahahah mau ngakak dulu ah setelah ngliat reader baca part yoonyulny lolol pasti nyangka nya akan nc tp tidak dongs hohohoho aku kan pernah bilang kan sblmnya kalau aku ga akan pernah ngasih bumbu nc di ff ini kkkkkkkk *tring*
Stay comment ^^
We’ll be Togethet part 10
Posted July 16, 2011
on:- In: Friendship | PG-18 | Romance | Yuri
- 20 Comments
Sooyoung POV
Ah pertemuan yang sangat menggemaskan, apalagi yeoja bernama Jessica itu. Dia selalu terbayang dalam pikiranku. Entah setan apa yang sedang merasukiku, aku menjadi sedikit tak waras seperti ini karenanya. Aigoo kenapa aku bisa menjadi begini. Ayolah Soo kau tak boleh seperti ini, kau harus gentle. Sepertinya aku harus kembali ke restoran itu lagi.
Keesokan harinya.
Hari ini kuputuskan untuk ke restoran itu lagi. Setelah bersiap, kuambil kunci mobilku lalu menuju restoran itu lagi.
Setelah sampai di restoran, aku langsung masuk dan duduk di meja dekat jendela, karena itulah tempat yang paling cozy menurutku. Aku pun memanggil pelayannya.
“Pelayan, kemari” perintahku. Salah satu pelayan pun menghampiriku.
“Anda ingin memesan apa ?” tanya pelayan itu.
“Aku ingin bulgogi, kimchi, dan sushi, untuk minumnya aku ingin jus tomat dan air mineral saja” jawabku.
“Baiklah pesanan saya catat, tunggu sajalah. Permisi” kata pelayan itu lalu pergi dari hadapanku.
Hmm bagaimana ya caranya agar aku dapat bertemu dengannya lagi ? Apa aku harus membuat keributan lagi ? Haissh sepertinya itu bukan ide yang bagus. Aku pun berpikir sejenak …. Aha, lebih baik kusuruh pelayan untuk memanggilnya.
“Pelayan, kemarilah” panggilku pada salah satu pelayan. Pelayan itu pun menghampiriku.
“Ada yang bisa saya bantu, nona ?” tanya pelayan itu.
“Bisa kau panggilkan manajer kalian ? Aku ada perlu” bohongku.
“Tentu saja” jawab pelayan itu.
Pelayan itu meninggalkanku.
Tak berapa lama kemudian Jessica pun datang.
“Sheelay hamnida, ada yang bisa saya bantu ?” ramah Jessica.
“Bisa kau temani aku makan ?” pintaku tanpa basa basi.
“Eh ? Waeyo ?” herannya.
“Gwenchana aku hanya bosan kalau harus makan sendiri” jawabku.
“Baiklah” pasrahnya.
Tak lama makanan pesananku pun datang.
“Selamat menikmati hidangan kami” kata pelayan pengantar makananku lalu pergi.
Aku hanya tersenyum. Pelayan itu pun pergi.
“Apa kau yakin akan menghabiskan semua makanan ini ?” tanyanya kaget dengan makanan yang aku pesan ini. Aku hanya tersenyum saja padanya.
“Tentu saja aku akan menghabiskan semua ini. Atau kau mau membantuku menghabiskan semua ini hehehe”
“Tidak usah lebih baik kau saja. Kelihatannya kau sangat lapar sekali” balasnya.
Aku pun melanjutkan aktivitas makanku.
“Sica ?”
“Eh ? Tadi kau panggil aku apa ?”
“Namamu Jessica kan ? Aku panggil Sica saja ya ? Tak apa kan ?”
“Terserah kau saja lah” katanya sedikit jutek.
Jessica POV
Cih apa-apaan dia itu. Memuakkan sekali dia itu.”Tentu saja aku akan habiskan semua ini, atau kau ingin membantuku menghabiskan semua ini ?” tanyanya.
“Eh ? Tidak usah. Kau saja, kelihatannya kau sangat lapar sekali” tolakku.
“Oh yasudah kalau kau tak mau” Dia pun melanjutkan aktivitas makannya.
Sebenarnya apa sih maunya ini, memintaku untuk sekedar melihatnya makan saja. Apa-apaan itu.
“Sica ?” panggilnya.
“Eh ? Kau panggil aku apa tadi ?”
“Sica. Wae ? Tak boleh ya ? Namamu Jessica, kan ? Jadi aku panggil kau Sica saja hehehe” jelasnya.
Cih apa-apaan dia, seenaknya memanggilku seperti itu. Kenal saja baru tapi sudah berani memanggilku seperti itu. Apa aku harus marah ? Sepertinya tak usah karena itu tak penting juga.
“Ne, gwenchana. Up to you” jawabku datar.
Drrrt drrrt
Hpku bergetar. Setelah kuambil hpku, ternyata ada sms dari Tiffany.
From : Fany
Jess, sedang dimana ?
Lalu kubalas.
To : Fany.
Aku sedang di restoranku, wae ?
Setelah menunggu beberapa saat, dia membalas.
From : Fany
Aku ke sana ya, sekarang sms kan dimana restoranmu.
Aku pun membalas sms-nya dan memberitahu lokasi restoranku.
“Nugu ?” tanya yeoja aneh itu.
“Eh ? Penting ya kalau ku beritau ?” tanyaku jutek.
Dia hanya memalingkan wajahnya dariku dan kembali pada makanannya. Seperti dia mulai jengkel denganku. Ah apa peduliku. Siapa suruh menyuruhku hanya melihatnya makan.
30 menit kemudian. Tiffany datang dari balik pintu restoran. Aku pun melambaikan tangan, dia pun menghampiriku.
“Tumben sekali tiff ? Ada apa ?” tanyaku setelah dia berdiri di hadapanku.
“Eh Sooyoung, apa yang kau lakukan di sini ?” tanya tiff pada yeoja yang sedang duduk di hadapanku.
Apa dia mengenal yeoja aneh ini, pikirku.
“Eh fany… Tentu saja aku sedang makan babo!! Masa iya aku sedang mengepel ?!” guraunya.
“Ah anni… Kalian saling mengenal ?” tanyanya pada aku dan yeoja itu.
“Tidak, aku tak mengenalnya” jawabku seadanya.
“Lalu kenapa kalian bisa satu meja seperti ini ?” tanyanya lagi seraya duduk di sampingku.
Kami berdua tak ada yang menjawab. Tak lama yeoja itu menarik tangan tiffany lalu membawanya entah kemana.
Sooyoung POV
Tiffany tiba-tiba datang menghampiri mejaku.
”Tumben sekali tiff ? Ada apa ?” tanya Jessica setelah Tiffany berdiri di hadapannya.
“Eh Sooyoung, apa yang kau lakukan di sini ?” tanya tiff padaku.
“Eh fany… Tentu saja aku sedang makan babo!! Masa iya aku sedang mengepel ?!” gurauku.
“Ah anni… Kalian saling mengenal ?” tanyanya padaku dan Jessica.
“Tidak, aku tak mengenalnya” jawabnya.
Mwo ? Dia tak mengenalku ? Oh iya aku lupa belum memperkenalkan diri hahaha, batinku.
“Lalu kenapa kalian bisa satu meja seperti ini ?” tanyanya lagi seraya duduk di samping Jessica.
Tak ada yang menjawab pertanyaan Tiffany. Lalu kuputuskan untuk mengobrol dengan Tiffany secara khusus.
Aku pun menarik tangan tiffany dan membawanya ke toilet.
“Fany-ah, kau mengenal jessica ?” tanyaku setelah sampai di toilet.
“Ne, dia temanku.Wae ?. Wah bagus kalau seperti itu” kataku sumringah.
“Eh ? Jangan-jangan kau menyukainya ya ?” goda Fany seraya menyipitkan matanya dan mendekatkan wajahnya padaku.
“Hehehe kalau iya memangnya kenapa ? Kau bantu aku ya ?” pintaku dengan sedikit aegyo.
“Ish tak usah memakai aegyo segala, kau tak pantas tau hahaha…. Jadi mau kan kau membantuku ?” tanyaku meyakinkan. ”Memangnya aku dapat membantu apa ?”
“Kau bisa memberitahuku bagaimana Jessica orangnya, apa hobinya, apa makanan kesukaannya, hal apa yang paling dia benci, dan apa pun lah yang berhubungan dengannya” jelasku panjang lebar.
“Baiklah aku akan membantumu”
Kami pun keluar dari toilet.
Sebaiknya aku pulang saja karena urusanku sudah selesai di sini. Sudah cukup hanya bersama dengan Jessica, meski pun kami sama-sama terdiam dengan pikiran masing-masing. Tapi aku tetap senang.
Aku dan fany pun tiba di mejaku.
“Seperti aku harus pulang dulu” pamitku seraya memberikan wink pada Fany tanda mengisyaratkan apa yang harus dia lakukan, Fany hanya membuat lingkaran dengan telunjuk dan ibu jarinya. Lalu aku menghampiri kasir untuk membayar semua makananku.
Tiffany POV
Ada-ada saja anak ini. Aku tak menyangka orang seperti Sooyoung menyukai Jessica. Syukurlah Jessica ada yang menyukai, aku khawatir dengannya karena selama kami berteman dia tak pernah punya kekasih.
Sooyoung sudah meninggalkan kami. Sebaiknya aku mempromosikan soo pada Jessica. “Jess, kenapa kau bisa satu meja dengan anak itu ?” tanyaku pada jessica.
“Eh ? Oh yeoja aneh itu, tak tau lah. Dia yang memintaku menemaninya makan padahal daritadi aku hanya memperhatikannya makan saja” jelasnya.
Astaga apa yang kau lakukan Soo, aku sangat tak menyangka sekali kau berbuat seperti itu.
“Eh iya, dia temanmu ? Kok bisa ?” tanyanya.
“Dia teman sma-ku, kami berteman sangat baik. Oh iya, kau belum tau namanya kan ?” Jessica hanya mengangguk. “Namanya Choi Sooyoung, panggil saja Sooyoung” lanjutku.
“Ada apa Tiff kau ke sini ? Tumben sekali ?” tanyanya.
“Anniyo, aku hanya ingin menemuimu saja. Aku kan rindu dengan sahabatku, apa tak boleh aku menemui sahabat baikku ?” kataku berpura-pura cemberut.
“Hahaha tentu saja boleh sekali fany-ah. Kau sangat boleh menggangguku yang sedang bekerja ini”
“Oh jadi kau sedang bekerja ? Mianhae aku tak tau, apa sebaiknya aku pulang saja ?” ”Gwenchanayo, kan sudah kubilang mau kau menggangguku juga aku tak peduli. Ini kan restoranku, kerjaanku di sini sangat santai sekali. Kadang aku merasa sangat bosan untung kau datang”
Aku hanya tersenyum mendengar apa katanya.
“Lebih baik kita ke ruanganku saja, di sini sangat tak enak sekali. Oh iya, apa kau sudah makan ?” Aku hanya menggelengkan kepala.
“Yasudah biar kupesankan makanan kesukaanmu ya” lanjutnya.
Kami pun beranjak dari kursi. Sementara dia pergi menemui pelayan, mungkin untuk memesan makanan untuk kami.
Setelah itu dia menghampiriku lagi.
“Kajja!!” ajaknya.Kami pun berjalan menuju ruangannya. Aku hanya pasrah saja di tarik tangan olehnya. Akhirnya sampai juga.
“Ayo masuklah” suruhnya.
Kami pun masuk lalu aku duduk di sofa.
“Tunggulah mungkin makanannya segera datang” katanya lagi.
“Duduklah di sini, Jess” pintaku seraya menepuk-nepuk sofa yang ku duduki.
Dia pun duduk di sampingku.
“Jess, temanku yang tadi ternyata menyukaimu” kataku terus terang.
“Mwo ? Apa tak salah ?” dia sedikit terkejut.
“Awalnya aku juga tak percaya, orang seperti dia bisa menyukai ice princess sepertimu. Kalian sangat berbeda hahahaha” jelasku sambil tertawa. Love at the first sight lah yang dirasakannya” lanjutku.
Jessica POV
“Mwo ? Apa tak salah ?” Aku kaget mendengar perkataan tiffany tadi. Temannya yang aneh itu menyukaiku ? Pantas saja dia tiba-tiba so manis di hadapanku, padahal kemarin dia sangat menyebalkan sekali sudah mengacau di restoranku.
“Awalnya aku juga tak percaya, orang seperti dia bisa menyukai ice princess sepertimu. Kalian sangat berbeda hahahaha” jelasnya sambil tertawa. “Love at the first sight lah yang di rasakannya” lanjutnya.
Ah iya, pantas saja kemarin dia menjadi diam dan baik setelah melihatku, hahahaha lucu juga dia. Tapi aku tak bisa begitu saja menerimanya.
Yuri POV
“Yoong, apa kau yakin melakukan ini semua ?” tanyaku tak yakin pada Yoona.
“Tentu saja, Yul. Aku sangat yakin sekali” tegasnya.
“Tapi aku belum yakin untuk melakukan ini semua” khawatirku.
“Ayolah, Yul. Aku sudah tak tahan”
“Tapi …”
TBC
Akhirnya update juga hahahay apakah kalian sangat menantikan kedatangan ff ini ? Gue harap sih gitu kkkkk gue ngrasa chapter ini tuh terlalu bertele2 haha tp kajen lah yg penting mah update lolol
ayo kalian pasti mikir yg engga sm apa yg di lakuin yoonyul wkwkwkw
stay RCL
My Lovely Pet
Posted July 4, 2011
on:- In: Friendship | Oneshot | PG-18 | Romance | Yuri
- 54 Comments
Yuri di titipi kucing oleh kekasihnya, Yoona. Kucing itu bernama Hyunnie. Kebetulan Yoona harus pergi keluar kota selama dua hari. Yuri bukanlah penyayang binatang, dia tidak memperlakukan Hyunnie dengan baik. Hyunnie tak di rawat dengan baik.
Suatu malam, Yuri pulang dalam keadaan mabuk bersama teman-teman. Hyunnie menyaksikan semuanya. Yuri bermesraan dengan yeoja lain, sementara teman-temannya memotret kemesraan Yuri itu. Sebagai hewan yang menyayangi majikannya, Hyunnie selalu mengusik Yuri dan itu menyebabkan Yuri marah dan mengusir Hyunnie keluar. Hyunnie pun keluar dari apartemen Yuri.
Malam yang sangat dingin dan mulai turun hujan. Hyunnie terus menelusuri jalanan yang kosong. Petir terus menyambar dan hujan pun mulai membesar. Hyunnie pun berlari dan masuk ke dalam rumah tua kosong yang keadaannya sudah tak layak huni sama sekali.
Hyunnie pun terus berjalan mengelilingi rumah itu. Tiba-tiba Hyunnie menabrak sesuatu dan ternyata adalah lampu wasiat. Hyunnie bingung apa itu sebenarnya, karena dia seorang hewan. Hyunnie terus memainkan lampu wasiat itu, hingga akhirnya lampu wasiat itu terlempar dan bergerak sendiri. Hyunnie merasa ketakutan dengan apa yang di lihatnya dan mulai menjauhkan diri. Lampu itu terus bergerak dan mulai mengeluarkan cahaya yang sangat menyilaukan. Beberapa saat kemudian, muncullah sesosok cantik dari lampu wasiat itu.
“Huwaaaaa… Akhirnya aku dapat keluar dari penjara ini” kata sesosok cantik itu.
“Thank You so much and I’ll give you wish” lanjut sosok itu tanpa memperhatikan sekitar.
“Eh ? Tak ada siapa pun di sini. Hanya ada kucing ini saja. Apa dia yang mengeluarkanku ?” bingungnya.
Hyunnie masih bingung dengan apa yang di lihatnya.
“Baiklah sesuai dengan perkataanku tadi, aku akan mengabulkan permintaanmu kucing manis” katanya lagi sambil mengelus kepala Hyunnie.
“Tapi kau kan tak mengerti perkataanku. Haissh paboya” sosok itu terus terdiam dan berpikir. “Aha.. Aku ada ide. Aku akan mengubahmu menjadi manusia saja”
Dia pun langsung mengambil ancang-ancang untuk mengubah Hyunnie jadi manusia.
“Simsalabim ka arba arba” (korban cinta kuya bgt)
Beberapa saat kemudian Hyunnie pun berubah menjadi manusia, tanpa busana.
“Haissh.. Tak enak sekali bila kau keluar dalam keadaan seperti ini. Lebih baik aku beri kau pakaian dulu” lanjutnya lagi.
Hyunnie pun berpakaian juga.
“Sekarang kan kau sudah menjadi manusia, jadi aku perkenalkan dulu diriku ini… Namaku Genie. Aku terkurung dalam lampu wasiat ini selama jutaan tahun. Aku mengubahmu jadi manusia agar kau dapat merasakan hidup sebagai manusia. Dan ingat dalam waktu 30 hari, kau akan kembali menjadi kucing lagi” jelasnya.
“Aku tak ingin menjadi manusia. Karena manusia selalu jahat” kata Hyunnie tak mau terima.
“Tidak semua manusia jahat seperti kau pikir Hyunnie. Terima nasibmu sebagai manusia selama 30 hari. Aku pergi dulu” pamit Genie.
*tring*
Genie pun menghilang.
“Yaaa..!! Genie, kenapa kau meninggalkan sendirian. Aku tak mau seperti ini”
Hyunnie POV
Haissh bagaimana ini bisa terjadi padaku ? Aku tak mau menjadi manusia. Manusia hanya menyusahkan manusia lain saja. Ottokke ? Aku bingung harus kemana. Tak mungkin aku pulang ke rumah majikan, dia mana percaya kalau aku itu kucing peliharaannya. Lebih baik aku mencari kerja agar bisa bertahan hidup sebagai manusia, paling tidak hanya sampai aku kembali menjadi kucing kembali. Setidaknya aku tunggu dulu sampai besok karena sekarang tak mungkin, ini sudah sangat malam.
Keesokan harinya.
Kulangkahkan terus kakiku menelusuri jalanan. Aku buta huruf jadi pekerjaan yang cocok untukku adalah membantu orang lain. Aku harus mencoba melamar pekerjaan ke mini market ini.
Aku pun masuk ke dalam dan ku hampiri manager-nya.
“Annyeong haseyo Hyunnie imnida. Apa saya bisa bekerja di sini ?” pintaku sopan.
“Kau beruntung sekali karena kami sedang kekurangan karyawan. Kau bisa bekerja di sini” balasnya.
“Tapi saya tak punya tempat tinggal. Boleh saya tinggal di sini juga ?” pintaku lagi.
“Tentu saja. Kau bisa tidur di gudang kami, tak apa kan ?” tanyanya.
“Gwenchanayo. Sudah dapat tempat tinggal sementara saja aku sudah senang” kata lalu membungkukkan badan. “Kamsahamnida” lanjutku.
Aku pun mulai bekerja di sini.
Pekerjaan di sini tak terlalu sulit. Aku hanya harus membereskan barang-barang dan mengangkut seperlunya. Beruntung sekali manager-nya baik sekali.
~
Author POV
Sudah hampir seminggu Hyunnie tinggal dan bekerja di mini market itu, tapi kesan para pegawai lain malah buruk terhadapnya. Padahal Hyunnie sangat baik dan ramah pada mereka.
“Hey lihat pegawai baru itu. So rajin sekali. Apa-apaan dia itu. Cari perhatian bos segala” kata Hara, salah satu pegawai juga.
“Benar.. Lihat mukanya itu. So polos sekali. Aku muak melihatnya” koor Gyuri, pegawai di situ juga.
“Heh kalian jangan bergosip saja. Lihat Hyunnie.. Dia sangat rajin, tidak seperti kalian hanya bermalas-malasan saja di sini. Cepat kembali bekerja” kata sang manager pada kedua pegawai-nya itu.
Hara dan Gyuri hanya terdiam sambil membungkukkan badannya, tanda minta maaf.
“Kau lihat sendiri kan ?” cibir Hara.
“Aku juga muak tapi daripada kita di marahi bos lagi, lebih baik kita kembali bekerja lagi” kata Gyuri lalu kembali bekerja.
Hyunnie yang sedang asyik dengan pekerjaan, ternyata tak menyadari kehadiran majikan-nya, Yoona. Beberapa kali mereka akan berpapasan, Hyunnie tak menyadarinya. Hingga Yoona pun keluar dari mini market itu, Hyunnie melihatnya.
“Majikan.. Majikan” teriak Hyunnie dari jendela mini market. Tapi sayang Yoona tak bisa mendengarnya.
Hyunnie pun mencoba mengejar Yoona. Tapi Hyunnie sedikit terlambat mengejar Yoona karena Yoona sudah jauh.
Yoona terus melangkahkan kakinya, lalu berhenti di penyebrangan jalan. Ketika Yoona menunggu lampu hijau untuk menyebrang, tiba-tiba seseorang mengambil tas-nya dengan. Ternyata itu pencuri.
“Pencuri… Pencuri. Tolong….” teriak Yoona.
Pencuri terus berlari cepat.
Hyunnie mendengar teriakan Yoona. Langsung saja Hyunnie mengejar pencuri itu. Hingga akhirnya tertangkap. Hyunnie menggigit tangan si pencuri dengan keras, untung saja polisi segera datang lalu memisahkan Hyunnie dari pencuri itu. Hyunnie pun mengambil tas Yoona.
“Kamsahamnida~” kata Yoona pada Hyunnie.
“Cheonmaneyo, majikan”
“Eh ?” “Lebih baik aku antar kau” saran Yoona.
Mereka pun menuju mobil Yoona. Yoona mengantar Hyunnie sampai mini market tadi.
Ketika Hyunnie akan masuk, di halangi oleh pegawai lainnya.
“Darimana saja kau ?” tanya sinis Hara.
“Kau tidak boleh masuk” koor Gyuri.
“Wae ? Tadi aku menolong nona itu” kata Hyunnie menunjuk ke arah Yoona.
Manager pun datang.
“Kau di pecat, Hyunnie. Kau meninggalkan pekerjaan seenak-mu. Ini gaji-mu selama bekerja di sini” kata manager seraya memberikan uang pada Hyunnie dan meninggalkannya.
“Ini untuk kami” kata Hara mengambil uang di tangan Hyunnie.
Hyunnie hanya terdiam.
Lalu Yoona menghampirinya.
“Tenang saja… Aku punya pekerjaan lebih baik dari ini” kata Yoona pada Hyunnie.
Yoona pun mengajak Hyunnie ke pet shop milik temannya.
“Kau bisa bekerja di sini. Ini milik temanku, Sunny” kata Yoona lalu menyilahkan Hyunnie untuk masuk.
Hyunnie hanya menurut saja pada perkataan majikannya itu.
“Eh daritadi aku belum tau namamu dan kita belum berkenalan. Namaku Yoona, kau ?” kata Yoona seraya mengulurkan tangannya.
“Hyunnie. Namaku Hyunnie” balas Hyunnie dan menjabat tangan Yoona.
“Namamu mengingatkanku dengan kucingku yang hilang saja” sedih Yoona.
“…”
“Maaf, bukannya aku membandingkanmu dengan binatang” “Kajja!! Masuklah” ajak Yoona.
Mereka pun masuk.
“Sun, ini temanku. Bolehkan dia bekerja di sini ?” tanya Yoona pada Sunny.
“Tentu saja bisa. Kebetulan aku butuh pegawai untuk mengurus semua ini”
“Ini temanku. Namanya Hyunnie” Yoona memperkenalkan Hyunnie pada Sunny.
“Selamat bekerja di sini. Anggap saja rumah sendiri hehehe ^^” kata Sunny.
“Aku akan bekerja sebaik mungkin” balas Hyunnie.
Customer datang membawa kucingnya.
“Aduh ini kenapa dengan kucingku ? Dia tak mau makan. Apa dia sakit ?” tanya ahjumma itu pada Sunny.
“Biar kulihat” tawar Hyunnie.
Hyunnie pun mendekati kucing itu.
“Oh dia hanya tak nyaman dengan aksesoris yang terpasang di tubuhnya ini. Pada dasarnya dia adalah binatang, tak suka di perlakukan berlebihan seperti ini” jelas Hyunnie seraya melepaskan ikat leher pada kucing itu.
Seketika kucing itu kembali bersemangat dan berlari riang ke sana kemari.
“Wah.. Ternyata kau benar. Kamsahamnida” kata ahjumma itu lalu meninggalkan toko.
“Ternyata kau hebat Hyunnie” puji Sunny.
~
Beberapa minggu kemudian.
Hyunnie POV
Sudah 3 minggu lebih aku menjadi manusia, ternyata jadi manusia juga tak terlalu buruk. Tidak semua manusia jahat, terutama majikanku. Dia sangat baik sekali, meskipun dia baru mengenalku (sebagai manusia). Katanya dia mau datang ke toko hari ini. Setelah menunggu, akhirnya dia datang juga.
“Annyeong Hyunne-ah. Apa kau sudah makan ?” tanyanya.
“Belum ^^” singkatku.
“Ayo kuajak kau makan”
Lalu Sunny datang.
“Sebaiknya kau belikan dia beberapa baju, karena dari dia bekerja dia bekerja di sini tak pernah ganti” saran Sunny pada Yoona.
“Kajja Hyunnie-ah” Yoona menarik tanganku lalu pergi ke mobilnya.
Mereka pun pergi ke mall.
Setibanya di mall, Yoona langsung pergi ke toko baju.
“Ini bagus”
“Ini juga”
“Ah ini juga cocok untukmu”
Yoona terus mengambil pakaian untukku hingga tanganku penuh dengan pakaian.
“Sebaiknya kau coba dulu” perintahnya.
“Baiklah” singkatku lalu pergi ke fitting room.
Aku pun mencoba pakaiannya (baju, celana, dress, sepatu).
“Bagaimana dengan ini ?” tanyaku sewaktu keluar.
“Hmm bagus.. Sudahlah tidak usah kau coba semua. Kita makan sekarang. Aku sudah lapar” pintanya.
Aku hanya mengangguk.
Setelah selesai membayar semuanya, kami pun pergi ke restoran.
Makanan datang dan kami mulai makan.
“Ini adalah restoran favoritku. Steak di sini enak sekali” katanya.
Aku pun mengangkat piring itu dan menjilati steaknya. Wah ternyata memang enak sekali. Aku pun senang. Yoona melihat ke arahku dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Mungking aneh melihat tingkahku ini. Kutaruh kembali piring di meja dan memperhatikan cara Yoona memakan steaknya.
“Kau lucu sekali ^^” gumam Yoona yang terdengar olehku.
Aku mengambil garpu dan pisaunya. Mencoba untuk makan sewajarnya manusia. Haissh susah sekali. Yoona terus tersenyum melihatku kebingungan seperti ini. Ah lebih baik aku pakai tangan saja.
Beberapa saat Yuri datang, aku kaget dan reflek bersembunyi di bawah meja.
“Hai sayang” kata Yuri pada Yoona.
”Hyunnie, kenapa denganmu ?” tanya Yoona.
“Gwenchana Yoona-ah. Dagingku jatuh” bohongku.
Aku pun keluar dari bawah meja.
“Oh iya sayang, kenalkan ini temanku Hyunnie, dia yang menyelamatkanku tempo hari” kata Yoona memperkenalkanku pada Yuri.
Yuri hanya tersenyum pahit padaku. Aku tak menghiraukan senyumnya. Aku sangat sebal padanya, kau tau. Dia telah mengkhianati majikanku.
Setelah makan, Yoona mengajakku untuk bermain bulu tangkis, bersama Yuri pastinya.
Aku tak bisa bermain, jadi daritadi hanya memperhatikan mereka bermain saja.
Sesaat setelah Yoona berhenti bermain, dia menawariku untuk bermain. “Daripada daritadi kau diam saja lebih baik kau main gantikan aku”
“Aku tidak bisa” tolakku.
“Ayolah Hyunnie. Nanti ku ajari kau” koor Yuri.
Aku pun tak bisa menolaknya karena kelihatannya Yoona sangat lelah.
Aku dan Yuri pun mulai bermain. Yuri menatapku dengan tatapan sengit sekali. Aku hanya bisa tersenyum padanya.
“Ayo kita mulai” Yuri mengambil ancang-ancang melakukan servis.
Yuri bermain sangat keras hingga melukai tubuhku. Aku mulai kelelahan. Yuri terus memukul kok itu dan aku coba menangkisnya. Beberapa saat kemudian, entah kekuatan darimana. Aku mulai bersemangat kembali dan rasa sakitku menghilang. Yuri kembali melakukan servisnya, aku bisa menangkisnya. Kami bermain sangat sengit sekali dengan tempo yang sangat cepat. Kini berbalik Yuri yang merasa keletihan.
Aku pun mengeluarkan smash yang begitu keras dan membuat Yuri terkapar.
Seperti tak sadar, aku pun kembali kelelahan lagi. Yoona pun datang.
“Kalian sepertinya sangat kelelahan sekali. Lebih baik kita pulang saja”
Kami pun pulang menggunakan mobil Yuri.
“Sekarang kau tak mungkin pulang ke toko karena sudah terlalu malam” kata Yoona padaku. “Bagaimana kalau tidur di apartemen Yuri saja ? Atau di rumahku ?” lanjutnya.
“Ah jangan di rumahmu. Dia tidur di apartemenku saja” sergah Yuri.
Kami pun ke apartemen Yuri.
Akhirnya sampai juga.
“Tolong kau perlakukan Hyunnie dengan baik” pinta Yoona pada Yuri.
“Tentu saja sayang”
“Aku pulang dulu. Bye” kata Yoona lalu mengecup bibir Yuri.
Setelah Yoona pergi, Yuri langsung melihatku sinis. Yuri mendorongku hingga aku terjatuh ke sofa.
“Kau..!! Jangan coba-coba menggoda pacarku” katanya dan mencoba mencekik leherku.
“Ah lepaskan aku”
Tak lama Yoona datang. Yuri langsung gelapan.
“Apa yang kau lakukan padanya, Yul ?”
“Ah tidak kok sayang, dia hanya terjatuh dan aku akan menolongnya” bohong Yuri lalu membantuku berdiri. “Kenapa kembali lagi ?” tanya Yuri pada Yoona.
“Handphone-ku tertinggal”
Aku langsung teringat kelakuan Yuri dulu sewaktu aku di titipi padanya. Aku membuka sofanya yang ternyata itu banyak minuman keras dan rokok. Lalu aku teringat fotonya bersama yeoja lain itu. Aku pun mengambilnya di bawah sofa.
“Lihat ini” aku menunjukkan foto itu pada Yoona.
Yoona terlihat marah sekali. Hahaha bagus sekali.
“Oh jadi ini kelakuanmu kalau aku tak ada, Yul ?”
“Aku bisa menjelaskan semuanya, sayang”
“Jangan panggil aku sayang lagi. Kita putus” Yoona pun menarik tanganku.
“Baiklah kalau itu maumu. Aku cantik dan punya segalanya. Banyak yang mau denganku” teriak Yuri.
Yoona menangis, aku tak bisa berbuat apa-apa. Dia terus menyetir sambil menangis.
Sesampainya di rumah, dia langsung masuk ke kamarnya.
“Oh iya, kau bisa tidur di kamar tamu sebelah sana” katanya menunjukkan kamar padaku.
Aku hanya mengangguk.
Yoona POV
Kau tega Yul. Kenapa kau seperti itu ? Kau sudah menghilangkan kucing kesayanganku, aku maafkan. Sekarang kau mengkhianatiku. Kurang apa aku Yul ? Aku begitu bodoh bisa mencintaimu. Aku terus menangis hingga akhirnya terlelap.
Yuri POV
Baiklah Yoong jika itu maumu. Aku bisa mendapatkan yang lebih darimu, asal kau tau saja. Tapi… Aku sangat mencintaimu, Yoong. Saat itu aku sedang mabuk dan tak sadarkan diri. Aku harus minta maaf besok. Aku tak mau kehilanganmu.
~
Keesokan harinya.
Author POV
Yuri datang ke rumah Yoona membawa sebuket bunga.
*toktoktok*
Yuri kaget dengan yang di lihatnya.
“Apa yang kau lakukan di sini ? Kau tidur dengannya ?” tanya Yuri dengan nada tinggi pada Hyunnie.
“Siapa Hyun ?” tanya Yoona lalu menghampiri Hyunnie.
“Ah kau. Untuk apa kau ke sini ? Tak ada yang harus kita bicarakan lagi. Semuanya sudah berakhir kau tau”
Yuri tak menggubris perkataan Yoona dan menerobos masuk. Yuri menarik tangan Yoona dan membawanya ke kamarnya.”Lepaskan aku, Yul” ronta Yoona.
“Kau selingkuh dariku, Yoong ? Kenapa harus dia hah ?” tanya Yuri.
“Apa pedulimu ? Mau aku bersama siapa, itu urusanku” cuek Yoona.
“Ok aku minta maaf. Tentang foto itu, aku sedang mabuk jadi tak ingat dengan apa yang ku lakukan”
“Aku tak percaya. Kau pergi sekarang juga” usir Yoona pada Yuri.
Yuri tak menggubrisnya. Yoona kali ini menyeret Yuri. Kini Yuri berada di bawah.
“Aku tak akan pergi sebelum kau memaafkanku, Yoong” teriak Yuri dari bawah.
“Aku tak melihatmu lagi” balas Yoona lalu melemparkan semua barang-barang yang pernah di berikan Yuri.
Yuri menangkap semuanya dan menaruhnya di mobil.
“Aku akan tetap di sini, Yoong”
Kali ini Yoona melemparkan vas bunga, untuk Yuri bisa menghindar. Karena takut terkena yang lebih parah lagi, dia memutuskan untuk pergi.
Yoona pun turun untuk mengambil minum.
“Hyun, nanti kau temani aku ke pesta ya” pinta Yoona.
~
Malam pun tiba. Yoona dan Hyunnie pergi ke pesta. Ternyata di pesta itu ada Yuri. Yoona tak menghiraukan Yuri dan memegang tangan Hyunnie. Melihat itu semua, membuat Yoona semakin cemburu. Lalu Yuri mengajak yeoja lain untuk berdansa. Yoona melihat itu pun, langsung mengajak Hyunnie berdansa.
“Tapi aku tak bisa” tolak Hyunnie.
“Aku ajari”
Yoona terus mengajari Hyunnie berdansa tapi hasilnya nihil, Hyunnie malah menginjak kakinya. Yoona pun melepaskan tangannya dari pundak Hyunnie.
Hyunnie pun berjalan sendiri dan mengambil makanan. Yuri yang ada di sebelah Hyunnie, memajukan sebelah kakinya dan membuat Hyunnie terjatuh dan mengacaukan pestanya.
“Maaf semuanya” kata Hyunnie.
“Sudahlah Hyunnie, lebih baik kita pulang” Yoona menarik tangan Hyunnie dan meninggalkan pesta.
Setelah sampai rumah, Yoona langsung ke kamarnya.
Hyunnie POV
Apa-apaan Yuri itu, dia telah mengerjaiku dan membuat majikanku menangis lagi. Kenapa tadi sewaktu aku berdansa dengannya, ada perasaan aneh dalam diriku ? Aku harus menemui Genie lagi.
Kulangkahkan kaki menuju rumah tua kosong itu.
Setelah sampai aku langsung mencari lampu wasiat itu dan menggosoknya. Genie pun keluar.
“Genie, aku ingin menjadi manusia selamanya”
“Oh tentu tidak bisa. Kodratmu adalah sebagai kucing. Kenapa kau ingin menjadi manusia selamanya ? Apa karena cinta ?”
“Ya, aku ingin merasakan CINTA~” teriakku.
“Takdirmu sebagai binatang dan itu tak bisa di ubah. Cinta hanya akan membuatmu cengeng saja”
*tring*
~
Keesokan harinya.
Ketika Yoona akan ke mini market, ada seorang ahjussi yang berpenampilan mencurigakan. Ternyata itu ada perampok. Ahjussi itu menodong pisau pada Yoona.
“Serahkan semua uangnya kalau ingin nona ini selamat” perintahnya.
Kasir pun menuruti perintah. Tanpa di ketahui perampok itu, si kasir memencet tombol alarm yang terhubung dengan kepolisian kalau ada bahaya.
Kejadian itu mulai masuk tv, dan kebetulan Hyunnie melihatnya. Tanpa pikir panjang Hyunnie langsung pergi ke TKP.
Di TKP sudah banyak polisi dan segerombolan orang. Hyunnie tak bisa masuk kalau seperti itu. Dia memutuskan untuk masuk lewat jangan lain. Dalam perjalanan Genie datang.
“Waktumu untuk kembali menjadi kucing” kata Genie.
“Jangan dulu. Aku harus menyelamatkannya. Jebal” kata Hyunnie dalam keadaan berlari.
“Baik akan kuberi waktu satu jam” Genie pun menghilang.
Setelah sampai di TKP, Hyunnie langsung menolong Yuri yang terjatuh, karena sebelumnya Yuri mencoba untuk menolong Yoona.
Kasir terus menaruh uang ke dalan kantung yang di berikan perampok itu. Mungkin karena perampoknya sedikit lengah, Yoona menggigit tangan si perampok dengan keras. Yoona berhasil melepaskan diri. Pada saat itu juga, Hyunnie langsung mencakar wajah si perampok dan menggigit tangan dengan sangat keras. Tangan si perampok satu lagi memegang pisau, tanpa memikirkan apa pun lagi si perampok menancapkan pisau itu ke perut Hyunnie. Hyunnie pun terkapar tak berdaya. Untung polisi segera datang dan mengamankan perampok itu.
Yoona menghampiri Hyunnie yang terkapar lemah lalu memangku kepala Hyunnie di kakinya.
“Hyunnie, kenapa kau begitu bodoh dengan mengorbankan dirimu ?” tangis Yoona.
“Sebenarnya aku adalah kucingmu yang hilang, majikan. Aku adalah Hyunnie. Tolong maafkan Yuri, meskipun dia sedikit menyebalkan tapi dia sangat mencintaimu” itulah kata-kata terakhir Hyunnie. Kini Hyunnie memejamkan matanya, sekarat.
“Bantu aku, Yul membawanya ke rumah sakit” perintah Yoona pada Yul.
Yoona dan Yuri pun membawa Hyunnie ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Yoona hanya menangis dalam pelukan Yuri.
“Tolong sembuhkan dia, dok” pinta Yoona pada dokter.
Tak berapa kemudian, Hyunnie mulai tumbuh bulu-bulu di sekujur tubuhnya. Ketika dokter akan memeriksanya, ternyata Hyunnie sudah tak bernyawa dalam keadaan menjadi kucing.
“Maaf nona, sepertinya anda salah membawa pasien. Saya bukan dokter hewan” kata dokter lalu berlalu dari Yoona dan Yuri.
Yoona yang merasa tak percaya dengan ucapan dokter itu langsung ke tempat Hyunnie terbaring.
“Ternyata benar dia Hyunnie kucingku” gumam Yoona lalu memeluk kekasihnya.
“Sudahlah sayang. Semoga Hyunnie tenang di alam sana” Yuri mencoba menenangkan kekasihnya itu.
‘Maafkan aku, Hyunnie. Tak bisa merawatmu dengan baik. Aku berjanji akan menjaga majikanmu dengan baik dan tak akan nakal lagi’ batin Yuri.
FIN
Ada yg ngeh ga ini mirip cerita film apa ? Hahaha setelah nonton film itu jadi terinspirasi bkin ff deh 😀 ff ini gue dedikasikanlah buat Seo unnie yg kemaren2 ultah dan maaf kalo peranmu sebagai kucing di sini hehehehe *kabuuuuur*
Maafkan bila ada kata2 yg kurang berkenan atau tak bisa di mengerti oleh reader sekalian *bow*
oh iya katanya pada ga bisa komen ya di ff2 sebelumny ? Saya tak akan menyalahkan yg tiba2 jd SR kok klo krna komennya ga masuk aja tp klo yg udh jd SR sih…segeralah bertobat kkkkkk semoga di ff ini ga ada SR lg soalnya saya sedikit nyesek juga, yang baca banyak tapi yang komen cuman dikit banget, jadi buat reader sekalian terima kasih atas kesediaannya mengomen *bow*
RCL ya
We’ll be Together part 9
Posted July 2, 2011
on:- In: Friendship | PG-18 | Romance | Yuri
- 34 Comments
Author POV
Jessica segera keluar ruangan menuju tempat kejadian perkara. Jessica langsung menghampirinya.
“Maaf nona, ada yang bisa saya bantu ?” tanya Jessica sopan.
Orang itu langsung berbalik menghadap Jessica.
Sooyoung POV
Apaan restoran ini, katanya restoran bonafit tapi di piringku ada lalat seperti ini. Aku harus cari perhitungan. Aku pun berteriak meminta managernya untuk datang ke sini. Beberapa saat kemudian ada seseorang di belakangku.
“Maaf nona, ada yang bisa saya bantu ?”
Aku pun berbalik dan…
Omona.. Neomu yeoppo.. Aku terdiam tak bergeming.
“Sheelay hamnida.. Kenapa tadi anda berteriak ? Ada yang salah dengan restoran kami ?” perkataannya menghamburkan lamunanku.
“Eh ? Ah iya. Tadi di piring makananku ada lalatnya tapi tak apa. Lupakan saja” kataku lembut.
“Oh.. Maafkan kesalahan kami. Kami akan menggantinya” katanya.
“Pelayan… Tolong gantikan makanan ini dengan yang baru” lanjutnya pada pelayan itu.
“Kalau begitu saya tinggal dulu” katanya padaku lalu meninggalkanku begitu saja.
Aku kembali duduk. Tersenyum-senyum sendiri, itulah yang kulakukan sendiri. Wajahnya masih terbayang dalam pikiranku. Beberapa saat kemudian pelayan datang membawakan makanan.
“Ini makanan anda” kata pelayan itu.
Sebelum dia pergi, aku menghentikannya.
“Chamkaman.. Manager tadi siapa namanya ?” tanyaku langsung.
“Jessica Jung” singkatnya lalu meninggalkanku.
Oh jadi namanya Jessica, nama yang indah. Aku harus sering-sering ke sini.
~
Tiffany POV
Hari ini sangat melelahkan sekali. Kulirik jam, ternyata sudah jam 8 malam. Ah tak terasa sekali waktu berjalan begitu cepat sekali. Hari ini aku belum mengobrol dengan Taeyeon, rasanya sangat hampa sekali. Ini semua karena pekerjaan, sedari tadi pun mengobrol hanya karena dia akan menyerahkan berkas-berkas saja. Bahkan sewaktu makan siang pun kami tak mengobrol karena aku makan dalam ruangan begitu juga dengan dia, begitu banyak pekerjaan hari ini membuatku gila saja.
Kulihat Taeng sedang bersiap untuk pulang.
“Taeng, kita pulang bersama ya” ajakku.
“Baiklah” singkatnya.
Setelah aku selesai membereskan mejaku, aku menghampiri my Taeng.
“Apa kau sudah siap pulang, chagiya ?” tanyaku manja.
“Chamkaman” selanya. “Aaah akhirnya selesai. Kajja!!” ajaknya lalu memegang tanganku.
Kami pun berjalan menuju tempat parkir. Kebetulan aku sedang tak bawa mobil dan Taeng membawa motor sportnya. Aku tak menyangka saja, yeoja sekecil dia dapat mengendarai motor sebesar ini hahaha. Taeng pun kembali dari toilet karena dia harus mengganti pakaiannya dulu, tak mungkin dia memakai rok untuk mengendarai motor.
“Apa kau menunggu lama, tuan putri ?” tanya Taeng ketika keluar dari toilet.
“Anhi… Kajja!! Ini sudah malam dan sepertinya akan hujan” dia pun memberiku helm.
Kami pun pulang. Dia mengantarku pulang terlebih dahulu.
Akhirnya sampai juga di rumahku.
“Sebaiknya kau masuk dulu ke dalam, ini mulai hujan. Nanti kau sakit” ajakku.
“Ah baiklah” Taeng pun berjalan mengekor di belakangku.
“Aku pulang…” kataku seraya membuka pintu.
“Eh, unnie baru pulang. Bawa makanan tidak” sapa Yoona yang sedang duduk di ruang tengah.
“Dasar shiksin kau, makanan saja yang kau pikirkan” kataku pada dongsaengku.
Aku pun masuk rumah di susul dengan Taeng.
“Ayo masuk, sayang” ajakku memegang tangannya.
Taeng tak menjawab hanya mengikutiku saja.
“Sebaiknya kau tunggu di sofa itu, aku mau ganti baju dulu” saranku padanya.
Taeng langsung duduk di sofa yang di duduki Yoona.
Taeyeon POV
Tiffany menyuruhku untuk masuk terlebih dahulu ke rumahnya karena hujan mulai turun dan aku tak mungkin pulang karena aku memakai motor.
Setelah masuk, Tiffany akan ke kamarnya mengganti pakaian dulu sedangkan aku akan menunggunya di sofa itu. Sofa yang sedang di duduki Yoona. Aku sangat kikuk di hadapannya. Yoona hanya tersenyum padaku.
“Bagaimana kalian bisa pacaran ? Aneh sekali ternyata unnie-ku itu ada yang menyukai juga hahaha”
“Eh ?”
“Ah sudahlah jangan kau dengar ucapanku yang tak jelas ini hehehe”
“Aku boleh bertanya sesuatu ?” tanyaku kikuk.
“Eh ? Tentu saja boleh. Wae ?” tanyanya polos.
“Apa kau punya seseorang yang kau cintai dulu semasa kecil ?”
“Waeyo ?”
“Aku hanya ingin tau saja”
“Oh.. Iya aku punya”
“Boleh aku tau siapa namanya ?”
“Kalau tidak salah Taeng. Itu sebutanku untuknya. Memang ada apa kau bertanya seperti ini ?” tanyanya. Tapi tak kuhiraukan. Aku masih sibuk dengan pikiranku.
Aku tersentak kaget oleh jawaban Yoona tadi. Ternyata benar Yoona lah yang selama ini ku cari. Dia lah Yoong-ku. Kenapa dia tak ingat sama sekali denganku ? Apa aku salah jika aku memberitaunya sekarang ?, semua pertanyaan itu berkecamuk dalam pikiranku sekarang.
“Apa kau sama sekali tak ingat aku, Yoong ?” tanyaku membuka mulut akhirnya.
“Eh ? Apa maksudmu ?” heran Yoona.
“Ini aku, Taeng. Teman kecilmu, masa kau tak ingat aku sama sekali ?” tanyaku meyakinkannya.
“Hah ? Taeng ?” Yoona terdiam tak percaya.
“…”
“…”
“Aku tak pernah lupa denganmu, Taeng” kata Yoona akhirnya.
“Apa kau ingat dengan janji kita ? “…”Janji kita untuk selalu bersama dulu” jelasku.
“Ne, aku selalu ingat. Dan kenapa kau tiba-tiba menghilang tak ada kabar ?” tanyanya sedih.
“Mianhae.. Jeongmal… Aku tak bermaksud untuk meninggalkanmu. Tapi Appa-ku di pindah tugaskan di Jepang. Mau tak mau kami sekeluarga harus ikut” jelasku (lagi?).
“Apa kau tau bagaimana perasaanku dulu ?”
“…”
“Aku sangat sedih sekali, kau tau” jelasnya.
“Ya, semuanya memang salahku karena tak pernah memberi kabar padamu. Tapi tau kah kau, aku rela tinggal di Korea sendiri hanya untuk mencarimu. Kaulah cinta pertamaku yang tak pernah bisa aku lupakan. Selama di Jepang, aku selalu memikirkanmu. Di setiap tidurku hanya ada kau saja dalam pikiranku. Hingga sekarang, aku sangat senang bisa melihatmu dan mengatakan semua yang ada dalam perasaanku selama ini” jelasku panjang lebar.
Yoona tak membalas perkataanku, dia hanya tertunduk dan sepertinya dia menangis. “Kenapa kau menangis ?” tanyaku seraya tanganku memegang wajahnya dan mengangkatnya.
Yoona tak menjawab tapi masih dalam keadaan terisak. Tanpa pikir panjang lagi, aku langsung menariknya dalam pelukanku.
“Sudahlah jangan kau tangisi lagi. Itu semua hanya masa lalu kita. Kau sudah punya Yuri dan aku juga sudah mencintai kakakmu Tiffany” aku mencoba menenangkan Yoona.
Yoona menarik diri dari pelukanku.
“Ne, kau benar Taeng eh maksudku Taeyeon unnie” katanya mencoba tersenyum. Walau pun itu senyum yang di paksakan, tapi itu tetap indah. Aku pun membalas senyumannya.
Tak terasa kami mengobrol begitu lama dan ternyata ada yang memperhatikan kita. Itu adalah Tiffany. Sontak aku terkaget.
Aku kaget tak percaya dengan sikap yang di tunjukkan Tiffany.
“Aku terharu dengan kisah kalian” kata Tiffany dengan tangan yang menyeka air matanya.
“Kau tidak marah, Fany-ah ?” tanyaku heran.
“Awalnya aku ingin marah tapi aku putuskan untuk tetap mendengar percakapan kalian. Aku terharu dengan perkataanmu, Taeng” jelasnya sedikit terisak. “Kau benar kan sudah benar-benar mencintaiku ?” tanyanya padaku.
“Tentu saja, Fany-ah” tegasku dan beranjak dari sofa untuk memeluknya.
“Chukkae unnie, kau beruntung memiliki Taeyeon unnie” kata Yoona.
~
Keesokan harinya.
Yoona POV
“Yoong, kenapa kau daritadi melamun saja ?” tanya Yul menghamburkan lamunanku.
Ya, mungkin ini efek dari kejadian kemarin. Setelah mendengar pernyataan Taeyeon unnie, aku selalu memikirkannya. Sepertinya aku harus cerita pada Yul.
“Yul, apa kau punya cinta pertama di masa kecil ?” belum sempat Yul menjawab, aku sudah bertanya lagi “Dan apakah kau tak susah untuk melupakannya ?”
“Haissh.. Pelan-pelan dong sayang. Kau seperti sedang mengintrogasi saja” jawabnya.
“Hehehehe Mian” singkatku.
“Memangnya kenapa kau menanyakan seperti itu ? Dan sepertinya sangat serius masalahmu” jelasnya.
“Jawablah dulu !! Nanti ku jelaskan apa maksudku menanyakan itu semua” pintaku.
“Baiklah. Cinta pertamaku semasa aku smp, itu tidak terlalu kecil kan ?” jelasnya.
“Iya juga sih. Apa kau masih selalu mengingatnya ?”
“Sebelum aku punya kau, aku masih selalu mengingatnya. Tapi semenjak aku punya kau, my Yoong” katanya gemas mencubit hidungku. “Aku sudah melupakannya. Dan sepenuhnya cintaku hanya untukmu” lanjutnya lalu mengecup kilat bibirku.
Sontak aku terkaget dengan perlakuannya itu. Ini kan kantin kampus, bagaimana kalau orang-orang memperhatikan kami ? Malu sekali pastinya. Aku pun menutupi wajahku dengan kedua tanganku karena menahan rasa malu.
“Kenapa kau menutupi wajahmu, chagiya ?” tanyanya sambil memegang tanganku yang menutupi wajah.
Aku hanya menggelengkan kepalaku saja.
“Kau sangat menggemaskan sekali, Yoong. Membuatku tambah sayang padamu saja” katanya lagi.
Aku pun membuka wajahku.
“Kau benar-benar telah membuatku malu, Yul” kataku pura-pura cemberut.
“Aku suka melihatmu tersipu malu seperti ini hehehehe”
“Ah sudahlah lupakan. Back to the topic.. Sebenarnya ada yang ingin aku ungkapkan padamu, Yul” terus terangku.
“Waeyo ? Sepertinya sangat serius sekali”
“Aku bertemu dengan cinta pertamaku di masa kecilku yang sudah kucoba lupakan. Dia datang lagi padaku dan menyatakan kalau dia ternyata juga mencintaiku. Memang kami dulu masih sangat kecil. Tapi jujur saja aku masih selalu memikirkannya. Dan ternyata itu pun yang di alaminya. Aku kaget dengan pengakuannya itu, karena kau tau dia adalah Taeyeon unnie, pacar unnie-ku sendiri” kataku panjang lebar.
Yul hanya terdiam dan sepertinya dia mulai mengeluarkan air matanya.
“Tunggu dulu. Kau jangan salah paham dulu, cerita belum selesai sampai di situ…” sergahku. “Tiffany unnie melihat dan mendengarkan percakapan kami, dan apakah kau tau bagaimana responnya ?” tanyaku.
Yul hanya menggelengkan kepalanya tanda tak tau.”Dia menangis terharu dengan cerita kami. Aku memang mencintainya, tapi itu dulu. Aku masih memikirkannya, tapi itu dulu sebelum aku bertemu denganmu dan mulai mencintaimu. Aku mulai melupakannya, begitu pun dengan Taeyeon unnie. Dia mulai mencintai Tiffany unnie dan mulai menutup perasaannya untukku. Asal kau tau Yul, aku mencintaimu lebih dari apa pun di dunia ini” jelasku (lagi?) lalu menyeka air matanya.
“Apa kau sungguh telah benar melupakan perasaanmu untuk Taeyeon ?” tanya Yul meyakinkan.
“Ne.. Trust me it’s work (halah korban iklan)” tegasku.
Yul pun mulai tersenyum walaupun masih terisak.
TBC
how ? Semakin rancu ya dan berlete-lete ya ? Biarin aja terserah gue #pletak hohohoho ayo siapa yang benar tebakannya kalo yang teteriakan itu Soo ? Chukkae #prokprokprok *jabat tangan* seperti pesanan, itu yoonyulnya di banyakin deh hahay kurang baik apa coba gue slalu menuruti permintaan reader hoh hoh hoh *santa’s laugh*
oh iya pernah ada yg nanya, ini mau smpe chapter brp, ya kan ? Jawabannya : gatau deh smpe berapa, segimana gue bosen aja we sama cerita dan semua pada bersatu kkkkkk jd intinya tuh ini kya sinetron gtu lah dan yg lainnya itu like a ftv gtu *halah ngmong apa sih gue* hahay tadinya gue mau bikin yg berchapter lagi tp nanti aja deh klo ini udh tamat soalnya males bkin chapter 2 judul tuh nnti suka lupa sama ceritanya, ini aja hampir lupa gue ceritanya *huuuu gada yg tanya bgt nik* *bodo amat, i said* bakakakakak cukup sekian lah cuap cuap tak penting saya tp tetep penting jg deng #pletak Wassalam
yg baca wajib komen yaaaaaaa #eaeaea
We’ll be Together part 7
Posted June 3, 2011
on:- In: Friendship | PG-18 | Romance | Yuri
- 64 Comments
hola halo ariiiiiibaaaaa hahaha ada yang kangen kah sama author yg satu ini ? Pastinya dong *narsis kumat* 😀 tadinya gue mau update pas ultah yoona tp berhubung ada halangan jd sempetnya sekarang deh haha mian *bow*
adakah yg menunggu kelanjutan ff ini ? Haruslah :)) oh iya sekarang gue udah ga bakalan ngurusin lg yg namanya silent reader ah ga penting jg sih itu mah pilihan hidup mereka sbg silent reader *halah bhs gue kya org* bener apa kta unnie el, klo silent reader tuh ga bsa komen krna saking terpukaunya sm tulisan kita (? Gue aja kali haha) tp klo kalian para SR mau bertobat, masih di buka kok pintu maaf buat kalian wkwkw gomawo buat unnie el atas pencerahannya *kiss and hug for her*
cukup sekian perbacotan saya SELAMAT MENIKMATI
CEKIDOT
Taeyeon POV
Sepertinya tadi aku bukan berada di kamarku karena sepertinya tadi aku pingsan di dapur. Kulihat sekeliling ternyata ada Tiffany sedang tertidur dengan tangan memegang kompresan. Ah dia terbangun, lebih baik aku pura-pura masih tidur.
Dapat kurasakan ada tangan yang memegang dahiku.
“Sepertinya sudah agak membaik” gumam Tiffany yang terdengar olehku.
Aku pun mulai membuka mata.
“Apa yang kau lakukan di sini, Fany~aa ?” tanyaku lemas.
“Aku hanya mengkhawatirkanmu. Kau sakit tapi tak ada yang merawat, jadi kuputuskan untuk datang ke rumahmu dan benar saja ketika aku datang kau sudah tergeletak di dapur lalu kubawa kau ke kamarmu dan merawatmu. Sepertinya keadaanmu sudah membaik” jelasnya panjang lebar lalu tersenyum dengan memamerkan eye smilenya ^^.
“Gomawo telah merawatku dan maaf telah merepotkanmu, bos” balasku lemah.
“Ne, cheonmaneyo. Geugeos-eun salamdeul-eul chilyohaneun ge je uimulago naega singyeong sseu-ineun geon (Ya, sama-sama. Itu sudah menjadi tugasku untuk merawat orang yang ku sayangi)” jawabnya.
“Mwo ? Tadi kau bilang apa ? Sepertinya bukan hanya badanku yang demam tapi telingaku sedikit kena gangguan” kataku.
“Ya, sejujurnya aku memang menyukaimu Taeyeon~aa. Bukan, tapi aku mulai menyayangi dan mencintaimu” ucapnya lalu menundukkan kepala.
“Jinjja ? Apa aku tak sedang bermimpi ? Jika aku sedang bermimpi, jangan bangunkan aku ya tuhan JEBAL” kataku histeris tak percaya dengan yang terjadi.
“Kau tidak bermimpi Taeyeon~aa” katanya lalu mencubit kedua pipiku.
“Aaaaaw… Sakit Fany~aa” rengekku.
“Agar kau sadar bahwa ini bukanlah mimpi tapi kenyataan” jelasnya datar.
Aku mulai beranjak dan terduduk di tempat tidur.
“Kalau begitu cintaku tak bertepuk sebelah tangan. Yeyeye Fany cinta aku yeyeye” kataku seraya melompat-lompat di tempat tidurku dan joget-joget tak jelas.
Tiffany POV
“Kalau begitu cintaku tak bertepuk sebelah tangan. Yeyeye Fany cinta aku yeyeye” kata Taeyeon histeris dan melompat-lompat di tempat tidurnya seraya berjoget-joget. Astaga dia begitu menggemaskan dengan sifat kekanakaknnya. Ternyata dia mencintaiku juga. Senangnya hatiku. Aku hanya tersenyum melihat tingkah lucunya itu.
“Berhentilah Taeng! Nanti tempat tidurmu roboh haha” candaku. Dia pun berhenti dan menatapku.
“As your wish” katanya lembut dan…
Chu~
Dia mencium bibirku sekilas. Kurasakan wajahku sangat panas. ‘Oh god, kenapa di sini menjadi sangat panas sekali’ batinku. Aku pun tertunduk dan menutup wajahku dengan kedua tanganku menyembunyikan wajahku yang sangat memerah karena malu. Taeyeon kau benar-benar berhasil membuatku seperti ini. Haissh apa yang harus kulakukan.
Taeyeon POV
Tiffany daritadi menundukkan kepala dan menutup muka dengan kedua tangannya saja, sepertinya dia sangat malu dengan perlakuanku tadi hahahahaha aku terkekeh.
“Hey, sayang. Sudahlah tidak perlu seperti ini” kataku seraya menyingkirkan tangannya dari wajah cantiknya. “Tuh, kan kau terlihat cantik seperti ini” godaku.
“Berhentilah menggodaku, Taeng!!” cemberutnya. Hahahaha dia semakin menggemaskan saja kalau sedang marah-marah seperti ini. Aku pun mencubit kedua pipinya.
“Haiiiissh, kenapa kau sangat menggemaskan Fany~aa” gemasku.
“Aduh sakit, Taeng” cemberutnya seraya memanyunkan bibirnya.
I got you babe, i call i call it chocolate love… (sbnrnya itu ringtone gue haha abaikan saja)
Iphone Tiffany berbunyi dan dia pun mengangkatnya.
“Yoboseoyo..”
“Oh.. Ne, aku segera ke sana” kata Tiffany lalu menutup pembicaraannya dengan seseorang di telepon.
“Nugu ?” tanyaku.
“Yuri” singkatnya. “Aku pergi dulu yah” pamitnya. Sebelum beranjak dia mencium keningku dulu.
“Ok tapi aku tak bisa mengantarmu” kataku lemah.
“Gwenchana, kau kan kurang sehat. Lebih baik kau banyak istirahat” katanya lembut seraya meninggalkanku.
“Take care, mushroom” kataku seraya melambaikan tangan.
Tiffany POV
I got you babe, i call i call it chocolate love …
Kudengar Iphoneku berbunyi dan kulihat nama Yuri yang tertera . ‘Ada apa anak ini menelponku ?’ batinku pikir. Kuangkat teleponnya.
“Yoboseoyo”
“Bisa kau temui aku sekarang di cafe biasa, Fany ?” tanya Yuri di telepon.
“Oh.. Ne, aku segera ke sana” kataku lalu menutup pembicaraan. ‘Ada apa ya tumben sekali dia mengajakku ketemuan ?’ pikirku.
“Nugu ?” tanya Taeyeon menghamburkan lamunanku.
“Yuri” jawabku singkat. “Aku pergi dulu yah” pamitku. Sebelum beranjak aku mencium keningnya.
“Ok tapi aku tak bisa mengantarmu” katanya lemah.
“Gwenchana, kau kan kurang sehat. Lebih baik kau banyak istirahat” kataku lembut seraya meninggalkannya.
“Take care, mushroom” kata Taeyeon samar-samar ketika aku sudah meninggalkannya.
~
“Sudah lama ?” tanya Yuri lalu duduk di hadapanku.
“Ah tidak kok, baru saja” jawabku.
“Oh baguslah. Kau pasti bingung karena aku tiba-tiba mengajakmu ketemu” katanya to the point.
“Eh ? Ne.. Tumben sekali kau menghubungiku” jawabku agak gugup.
“Baiklah. Begini, 2 hari kan Yoona ulang tahun, aku ingin memberinya kejutan. Apa kau bisa membantuku, Fany unnie ?” pintanya dengan aegyo. Haiissh dia begitu menggemaskan. ‘Aduh Fany kau tak boleh berpikir seperti ini, ingat kau sugan punya Taeyeon’ batinku berkecamuk.
“Oh iya, aku hampir melupakan ulangtahun adikku sendiri hehehe” candaku.
“Jadi, kau mau kan membantuku ?” tanyanya lagi lebih serius.
“Ne.. Tentu saja”
“Begini …”
~
Yoona POV
2 hari lagi ulang tahunku, apa Yul ingat ? Kuharap begitu karena setiap tahun dia selalu mengingatnya. Tapi seharian ini aku belum bertemu dengannya karena hari ini aku tak ada mata kuliah.’Sedang apa kau sekarang, Yul ?’ tanyaku dalam hati. Aku tak bisa seperti ini, bisa-bisa aku gila tak mendapat kabar darinya walau hanya sedetikpun. Aku memang terkesan berlebihan tapi beginilah aku, tak mau kehilangan kabar darinya sedikitpun. Lebih baik aku sms dia. Kuambil hp ku dan mulai mengetik sms.
To : YulMate
Kamu dimana ? Dengan siapa ? Sedang berbuat apa ? (halah kangeners bangetz hahaha)
Kutekan tombol send.
Kutunggu beberapa menit, belum ada jawaban juga. Hingga satu jam berlalu Yul pun belum membalas smsku. ‘Haiissh kenapa dia tak membalas smsku’ batinku pikir seraya mengacak-ngacak rambutku. Kuputuskan untuk menelponnya.
‘Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan’
Astaga kenapa hpnya tak aktif membuatku khawatir saja. Aku pun mondar-mandir tak karuan di kamar.
Beberapa menit berlalu, beberapa jam jam berlalu, membuatku semakin tak karuan tak mendapat kabar darinya. ‘Haissh apa yang harus kulakukan ?’ tanyaku dalam hati frustasi. Beberapa saat kemudian hpku bergetar dan kulihat itu sms dari Nicole.
From : Nicole
Yoona, kau dimana ? Aku sedang di mall dan apa kau tau apa yang kulihat sekarang ? Aku sedang melihat Yuri bersama yeoja lain dan mereka terlihat sangat akrab sekali bahkan mesra.
Aku tak percaya dengan apa yang di katakan Nicole tapi mungkin saja benar. Mungkin itu alasannya tidak mengaktifkan hpnya, dia sudah tak mencintaiku lagi…dia sudah tak menginginkanku lagi. Tak terasa air mataku jatuh. Yoona Yoona Yoona… Kau tak boleh seperti ini!!! Mungkin saja Nicole salah lihat. Lebih baik ku telpon dulu Nicole.
“Yoboseoyo” kataku di telpon.
“Yoboseoyo” jawab Nicole.
“Apa benar yang kau katakan tadi ? Sekarang kau masih di sana ? Apa kau masih melihat Yuri ?” tanyaku panjang lebar.
“Hey.. Hey.. Pelan-pelan bisa kan!! Ok kujawab satu-persatu. Iya benar aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Yuri bersama yeoja lain dan mereka sangat akrab bahkan terlihat mesra. Aku masih di mall dan sepertinya Yuri sedang berada di restoran mall. Kalau kau mau ke sini, ke sinilah sekarang sebelum mereka pergi” jawab Nicole panjang lebar.
“Aku akan ke sana sekarang. Mall mana ?” tanyaku lagi.
Setelah Nicole memberitauku dia melihat Yul di mall mana, aku langsung mengambil kunci motorku dan melajukannya menuju tempat tujuan.
~
Sesampainya di mall, aku langsung memarkirkan motor dan langsung masuk mall. Kulangkahkan kakiku menuju restoran yang Nicole maksud dan benar saja setelah aku sampai di restoran, aku melihat Yul bersama yeoja lain dan mereka sangat akrab sekali. Aigoo, apa yang kulihat ini salah kan ? Aku melihat Yul mencium pipi yeoja itu dan sangat mesra. Melihat pemandangan yang sangat tak mengenakkan itu membuatku sangat sedih. Aku menjatuhkan diri ke lantai dan tak terasa air mataku jatuh. Aku tak peduli dengan orang-orang yang melihat ke arahku karena aku menangis di depan pintu restoran. Lebih baik kutinggalkan tempat ini dan nanti aku harus minta penjelasan pada Yul di apartemennya. Sesampainya di rumah aku langsung ke kamarku tanpa menghiraukan panggilan Tiffany unnie dengan air mata yang masih mengalir.
TokTokTok
Pintu kamarku ada yang mengetuk dan terdengar dari suara yang memanggil, itu suara Tiffany unnie.
“Masuklah” kataku lalu Tiffany unnie pun masuk.
“Kau kenapa Yoona ?” tanyanya seraya duduk di sampingku. Aku hanya menggeleng masih dalam keadaan terisak.
“Kau jangan bohong. Aku tau kau sedang ada masalah. Ceritakanlah padaku!! Kau masih mengganggapku unniemu kan ?” katanya lalu mendekapku dalam pelukanku. Aku semakin terisak dalam pelukanku. Tiffany unnie hanya mengelus punggungku lembut. ‘Sebaiknya aku cerita’ batinku.
“Yuri, unnie..” kataku dalam dekapannya.
“Kenapa dengannya ?” tanyanya lembut lalu melepaskan pelukannya.
“Dia mengkhianatiku. Di..di..dia berselingkuh” jelasku tergagap.
“Tidak mungkin. Yul bukan orang seperti itu. Bagaimana kau bisa berpikiran seperti ini ?”
“Tadi aku melihatnya dengan yeoja lain di restoran dan mereka sangat mesra sekali”
“Mungkin mereka teman, Yoona. Apa kau menghampiri mereka ?”
“Tidak tapi nanti aku akan ke apartemennya dan meminta penjelasan padanya”
“Mau kutemani ?” tawar Tiffany unnie.
“Tidak usah, unnie. Aku sendiri saja”
“Yasudahlah. Lebih baik sekarang kau tenangkan dirimu dulu” sarannya lalu Tiffany unnie meninggalkan kamarku.
“Gomawo” gumamku.
Benar kata Tiffany unnie, aku harus menenangkan pikiranku dulu. Besok aku akan ke apartemennya.
Keesokan harinya.
Sekarang aku akan ke apartemen Yul dan meminta penjelasan atas apa yang kulihat kemarin. Setelah bersiap, kuambil kunci motorku.
Kutekan bel apartemennya sampai 3x tapi belum juga di buka pintunya. Setelah beberapa saat, akhirnya di buka juga pintunya.
“Oh, kau… Kukira siapa” katanya ketika membuka pintunya. Wajahnya begitu dingin tak berekspresi. Dia pun mempersilahkanku masuk.
Aku pun masuk dan terdiam sejenak dengan apa yang kulihat di sofa. Itu kan yeoja yang kulihat kemarin bersama Yul. Kutarik tangan Yul keluar.
“Wae ?” tanyanya datar.
“Siapa yeoja itu ?” ketusku.
“Oh, dia Gyuri. Waeyo ?”
“Tak peduli siapa namanya!! Maksudku, ada hubungan kau dengannya ? Aku melihatmu dengannya kemarin begitu mesra. Jelaskan, Yul!!” kataku menggoyangkan bahunya.
“Aww.. Sakit, Yoona~aa” rengeknya seraya melepaskan genggamanku di bahunya. “Aku mengaku. Aku sudah bosan denganmu. Lebih baik kita putus saja. Dia pacar baruku” lanjutnya.
“Kau bercanda kan, Yul!!” kataku tak percaya.
“Apa wajahku menunjukkan seperti sedang bercanda ? Tidak kan!!” tegasnya.
“Ok baiklah, Yul. Jika itu yang kau mau dan kau lebih bahagia dengannya, aku akan merelakanmu. Jika kau bahagia, aku pun akan ikut bahagia. Terima kasih sudah menjadi yang terindah untukku. Terima kasih telah menemani hari-hariku” kataku panjang lebar lalu meninggalkannya.
Kulajukan motorku ke sungai han, tempatku jika sedang ingin sendiri dan menenangkan diri.
Sesampainya di sungai han, aku langsung duduk di bangku yang ada di pinggir sungai. “Yul, kenapa kau tega melakukan semua ini padaku ? Secepat itukah kau melupakanku, melupakan kenangan kita, melupakan kebersamaan kita. Ini adalah kado terpahit yang pernah kuterima untuk ulang tahunku besok. Tanpamu hidupku hampa” kataku sendiri. Tanpa terasa air mataku mengalir begitu deras. Aku pun terus menangis sambil memeluk kedua kaki (kalian bisa bayanginkan ?).
Tak terasa ini sudah petang. Lama juga aku di sini. Lebih baik aku pulang.
Sesampainya di rumah, aku langsung ke kamarku dan mengunci diriku. Aku sedang ingin menyendiri, tak ingin di ganggu. Air mataku sepertinya sudah habis karena sekarang aku menangis tanpa air mata. Aku masih belum bisa menerima semua ini. Kepalaku mulai pusing dan semuanya mulai gelap …
2 jam kemudian.
“Yoona, bangunlah!! Temani aku ke suatu tempat” kudengar suara Tiffany unnie membangunkanku.
“Ah ? Kemana ?” tanyaku malas.
“Pokoknya temani saja. Kau mandi dulu sana!! Kau sangat berantakan sekali” suruhnya.
“Ne.. Ne..” aku pun ke kamar mandi.
Setelah mandi dan bersiap, aku pun pergi ke bawah dan menuju mobil Tiffany unnie karena sebelumnya dia telah memberitauku untuk langsung ke mobil.
“Memangnya kita mau kemana, unn ?” tanyaku pada Tiffany unnie yang sedang fokus mengemudi.
“Lihat saja nanti, kau akan tau sendiri” jawabnya dengan pandangan terfokus ke jalanan.
Aku pun hanya membulatkan mulutku membentuk huruf ‘o’ sebagai balasanku.
Perjalanannya sangat jauh sepertinya karena daritadi kita belum sampai ke tempat tujuan saja. Aku pun mulai bosan. Kulirik Tiffany unnie, dia masih sibuk dengan menyetirnya.
Akhirnya Tiffany unnie menghentikan mobil, sepertinya sudah sampai.
“Ini dimana ?” tanyaku langsung.
“Villa temanku. Turunlah dan masuk duluan, aku harus menjemput seseorang dulu” pintanya.
“Tapi jangan lama-lama ya. Di dalam ada orangnya kan ?” tanyaku.
“Tentu saja. Mana mungkin aku membiarkanmu sendiri di villa orang lain sendirian” candanya.
“Tapi jangan lama-lama!!” tegasku lagi.
“Ne.. Ne.. Masuklah cepat ini sudah terlalu malam” pintanya lagi.
Aku pun keluar mobil dan mulai melangkah menuju villa itu. Tiffany unnie sudah meninggalkanku.
‘Villanya begitu gelap, apa benar ada seseorang di dalam ?’ pikirku. Kuketuk pintu 3x tapi tak ada jawaban. Kubuka saja pintu dan ternyata memang tak di kunci. Kulangkahkan kakiku untuk masuk. Di dalam begitu sepi hingga di langkahku yang ketiga aku mendengar suara piano.
Jreng…(anggap aja suaranya gitu ya :D)
Dan mulai terdengar seperti alunan sebuah lagu hingga terdengar suara seseorang bernyanyi.
Waiting for your call, I’m sick, call I’m angry
Call I’m desperate for your voice
Listening to the song we used to sing
In the car, do you remember
Butterfly, Early Summer
It’s playing on repeat, Just like when we would meet
Like when we would meet
Cause I was born to tell you I love you
And I am torn to do what I have to, to make you mine
Stay with me tonight.
Suaranya mulai berhenti. Sepertinya aku mengenal suara merdu itu.
Suara yang selalu mengisi hari-hariku. ‘Apa mungkin itu Yuri ?’ pikirku. ‘Tapi sepertinya tak mungkin’ sergahku langsung. Hingga beberapa saat kemudian, kurasakan ada yang menarik tanganku.
“Siapa sebenarnya kau ?” tanyaku sedikit takut.
Seseorang yang menarik tanganku masih tangan menghiraukan pertanyaanku, dia masih menarik tanganku. Dia pun berhenti. Omona.. Neomu kyeoppta. Aku hanya terdiam melihat semua ini.
“Kau suka ini ?” tanya orang itu.
Hah suara ini.. Aku pun langsung melihat ke sebelah dan ternyata memang benar Yuri. Reflek aku langsung memeluknya.
“Maafkan aku untuk tadi siang ya ? Aku tak berkata sesungguhnya. Aku hanya ingin memberimu kejutan, my Yoong” katanya dalam pelukan.
“Gwenchanayo. Aku senang karena permintaanmu untuk kita putus itu tidak sesungguhnya” balasku seraya melepas pelukan.
Dia mendekatkan wajahnya dan Chu~.. Dia menciumku, aku pun membalas ciumannya hingga lama kelamaan ciuman kami semakin dalam. Cukup lama kami berciuman hampir 5 menit, aku pun melepaskan ciuman karena hampir kehabisan nafas.
“Saranghae, Yul. Jeongmal…” kataku.
“Nado saranghae, Yoong” balasnya.
Kami pun kembali berpelukan. Beberapa saat kemudian kudengar ada suara seseorang membuka pintu dan..
“SAENGIL CHUKKAEHAMNIDA SAENGIL CHUKKAEHAMNIDA SAENGIL CHUKKAE URI YOONA” semua orang bernyanyi menyanyikan lagu selamat ulangtahun untukku. Kulihat Tiffany unnie membawakan kue ulangtahun untukku. Tak terasa air mataku terjatuh lagi tapi berbeda dengan yang tadi, ini air mata kebahagian. Aku melirik ke arah Yul, dia hanya tersenyum padaku. Tiffany unnie dan rombongan pun menghampiriku.
“Ayo tiup lilinnya, Yoong” pinta Tiffany unnie.
“Ne..” jawabku singkat.
“Chamkaman.. Kau harus make a wish dulu” saran Yul.
Aku pun memejamkan mata dan make a wish. ‘Tuhan, semoga kebahagian ini akan terus berlanjut. Aku ingin terus bersama Yul. Amin’ batinku. Aku pun membuka mata dan meniup lilin.
“Yeeee…” sorak semuanya.
“Ayo potong kuenya dan berikan first cakenya untuk Yul” usul Tiffany unnie.
Aku mulai memotong kue dan memberikannya pada Yul.
“Gomawo” kata Yul lalu mengecup bibirku kilat.
“Selamat ya, Yoona” seseorang menghampiriku. Ini kan yeoja yang waktu itu bersama Yul.
“Ne.. Gomawo” balasku dengan senyuman pahit.
“Oh, iya aku lupa mengenalkannya. Dia Gyuri, sepupuku” jelas Yuri.
“Dan pacarku juga haha” sambung Nicole.
“Dia bagian dari rencanaku juga, Yoong hehe” lanjut Yul.
“Yoona imnida” kataku menyodorkan tangan untuk bersalaman.
“Gyuri imnida” katanya membalas jabat tanganku.
“Yoona, kenalkan juga ini pacarku Kim Taeyeon” kata Tiffany unnie memperkenalkan yeoja yang ada di sebelahnya.
“Yoona”
“Taeyeon” kami pun bersalaman.
Taeyeon POV
Tiffany memintaku untuk menemaninya di ulangtahun adiknya. Aku hanya menurut saja. Adiknya bernama Yoona. Kudengar daritadi Fany memanggil Yoona, Yoong ? Apa mungkin itu dia ? Cinta pertamaku ?
TBC
~
bagaimanakah part ini ? Sangat membosankan ya ceritanya ? Mianhae, jeongmal mianhae karena ini sudah semaksimal mungkin. Ini khusus Yoona ultah jd aku mau ngucapin dlu selamat buat unnieku ini SAENGIL CHUKKAE HAMNIDA URI YOONA UNNIE wish you all the best :***
RCL ya 😉